7,86 Juta Pengangguran, Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Melambat?
Shinta Kamdani menyampaikan ekonomi global tidak dalam kondisi baik. Karena itu penyerapan tenaga kerja di Indonesia tetap terjadi meskipun melambat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat yang menganggur pada Agustus 2023, adalah 7,86 juta pengangguran atau 5,32 persen dari total penduduk. Penyerapan tenaga kerja di Indonesia melambat?
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyampaikan ekonomi global tidak dalam kondisi baik. Karena itu penyerapan tenaga kerja di Indonesia tetap terjadi meskipun melambat.
"Penciptaan lapangan kerja di Indonesia tetap terjadi meskipun lambat," ujar Shinta saat dihubungi Tribunnews, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Pengakuan Pemilik Rumah Kontrakan Tempat Produksi Narkotika di Bantul, Tersangka Dikira Pengangguran
Kondisi tersebut, menurut Shinta kontras dengan negara-negara lain di dunia, yang justru mengalami kenaikan trendpengangguran, khususnya kategori tingkat pengangguran kaum muda, karena tantangan ekonomi yang ada.
Selain itu, kondisi pasar tenaga kerja pasca pandemi dan pra-pandemi sangat berbeda karena tingkat disrupsi dan adopsi teknologi sudah jauh lebih signfikan bila dibandingkan pada pra-pandemi.
"Karena itu, penyerapan tenaga kerja di Indonesia tidak mudah karena pekerja Indonesia didominasi oleh unskilled workers atau pekerja dengan pendidikan SMA ke bawah," terang Shinta.
Padahal, saat ini dunia usaha semakin membutuhkan skilled workers yang siap kerja dan kondisi kerjanya pun lebih dinamis. Bahkan, saat ini pekerja bisa bekerja di mana saja sesuai dengan keahliannya.
Di sisi investasi, dapat dilihat bahwa tren investasi yang masuk ke Indonesia semakin didominasi oleh investasi padat modal, bukan padat karya karena biaya tenaga kerja Indonesia yang semakin mahal dan tidak kompetitif untuk industri padat karya.
"Kondisi pasar tenaga kerja yang beruba, dan skills gap ini yang jauh lebih banyak berkontribusi terhadap lambatnya penyerapan tenaga kerja Indonesia pasca pandemi," tutur Shinta.
Apindo mengimbau dan mengadvokasi kepada pemerintah untuk melakukan reformasi pasar tenaga kerja, khususnya transformasi skills set tenaga kerja agar lebih didominasi oleh semi-skilled dan skilled workers.
"Serta meningkatkan fleksibilitas iklim ketenagakerjaan agar lebih sesuai dengan tuntutan era kerja baru. Dengan demikian penyerapan tenaga kerja ke depannya bisa lebih ditingkatkan," kata Shinta.
Baca juga: Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 109 110 Kurikulum Merdeka, Upaya Mengatasi Pengangguran
Sebelumnya, BPS mencatat jumlah masyarakat yang menganggur pada Agustus 2023, adalah 7,86 juta pengangguran atau 5,32 persen dari total penduduk.
"Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT pada Agustus 2023 terdapat 7,86 juta orang penggangguran atau setara tingkat pengangguran terbuka 5,32 persen," ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (6/11/2023).
Amalia berujar, artinya jumlah tersebut menurun 0,54 persen bila dibandingkan dengan jumlah pengangguran pada Agustus 2022 yang sebanyak 8,42 juta orang atau 5,86 persen dari total penduduk.
"Meskipun terus menurun jumlah dan tingkat pengangguran ini masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan sebelum pandemi," terangnya.
Amalia menambahkan, penduduk usia kerja mencapai 212,59 juta orang atau naik 3,17 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari angkatan kerja sebesar 147,71 juta orang dan bukan angkatan kerja 64,88 juta orang.
"Angkatan kerja mencapai 139,85 juta orang dan sisanya adalah pengangguran," imbuh Amalia.