BREN dan CUAN Kena Suspensi, Terafiliasi Dengan Orang Terkaya Nomor 4 Di Indonesia. Siapa Dia?
Kedua saham tersebut terafiliasi dengan Prajogo yang merupakan orang terkaya nomor 4 di Indonesia berdasarkan data Forbes
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan dua saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Kedua saham tersebut terafiliasi dengan Prajogo yang merupakan orang terkaya nomor 4 di Indonesia berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires per Jumat (10/11/2023).
Prajogo tercatat memiliki kekayaan setara 20.6 miliar dolar AS. Kekayaannya berasal dari bisnis, yang dua di antaranya yakni: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk perusahaan publik di Indonesia (IDX: TPIA) yang bergerak dalam bisnis usaha pengolahan dan manufaktur petrokimia, seperti etilena, pygas, polipropilena, propilena, dan lainnya.
Baca juga: Daftar 5 Orang Terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong Paling Tajir, Ini Sumber dan Nilai Kekayaannya
Kemudian, PT Barito Pacific Tbk (IDX: BRPT) merupakan perusahaan di sektor sumber daya alam yang terdiversifikasi dan terintegrasi. Berikut profil orang terkaya nomor 4 di Indonesia tersebut.
Prajogo Pangestu merupakan pendiri dari Grup Barito Pacific. Hingga saat ini menjabat sebagai komisaris utama PT Barito Pacific Tbk sejak tahun 1993.
Awalnya, Prajogo hanya memiliki pengalaman bekerja dengan ayahnya sebagai pengumpul getah karet dan seorang penjahit, serta hanya memiliki ijazah SMP.
Bahkan, Prajogo baru bisa masuk sekolah dasar pada usia 9 tahun di Bengkayang, Kalimantan Barat, tempat kelahirannya. Untuk dapat lulus SMP, ia bahkan harus bekerja paruh waktu.
Prajogo Pangestu akhirnya merantau ke Jakarta untuk mencari lowongan pekerjaan. Namun, dirinya tak kunjung mendapat pekerjaan dan memilih pulang ke kampung halamannya.
Setelah pulang ke kampung halamannya, Kalimantan Barat, Prajogo Pangestu mendapat pekerjaan sebagai sopir angkutan umum hingga tahun 1960-an.Di tahun yang sama, Prajogo Pangestu berkenalan dengan pengusaha yang bernama Bong Sun On alias Burhan Uray asal Malaysia.
Dilansir laman Tribunwiki.com, Burhan Uray merupakan pemilik PT Djajanti Group yang bergerak dalam bidang kayu. Kemudian Prajogo Pangestu memutuskan untuk bekerja di PT Djajanti Group pada 1969.
Selama bekerja, Prajogo Pangestu sangat giat dan akhirnya diberi jabatan sebagai General Manager (GM) di Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur, tahun 1976.
Pabrik tersebut juga dimiliki oleh Burhan Uray. Jabatan GM Prajogo Pangestu hanya diemban satu tahun dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri bekerjanya bersama Burhan Uray.
Awal mula bisnis Prajogo Pangestu
Saat itu ada CV Pacific Lumber Co yang sedang dalam masa kolaps dan dijual oleh pemiliknya. Mengetahui hal itu, Prajogo Pangestu mulai merintis bisnisnya dengan membeli CV Pacific Lumber Co dengan uang yang ia pinjam dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Pada akhirnya, nama Pacific Lumber Co diganti menjadi PT Barito Pacific dibawah kepemilikan Prajogo Pangestu. Dengan keahliannya yang ia emban selama bekerja, Prajogo Pangestu mampu mengembangkan dan meningkatkan PT Barito Pacific.
Diketahui, Prajogo Pangestu mampu melunasi pinjaman di BRI hanya dalam waktu satu tahun. Saat itu, Prajogo juga memulai bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha Indonesia, termasuk dengan anak Presiden Soeharto
Yang akhirnya, PT Barito Pacific berkembang menjadi Barito group yang bergerak di bidang petrokimia, minyak sawit merah, perkayuan, hingga properti. Nama Prajogo Pangestu termasuk dalam daftar konglomerat ternama di Indonesia pada era Presiden Soeharto.
Belum puas dengan Barito Pacific, Prajogo akhirnya mengakuisi perusahaan petrokimia Chandra Asri pada 2007. Hingga saat ini perusahaan Chandra Asri menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia dan menjadi produsen ban Michelin Prancis dengan mengembangkan pabrik karet sintetis.
Dengan segudang pengalaman dan kepemilikan perusahaan di Indoensia, Prajogo Pangestu menerima penghargaan anugerah tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2019.
Penghargaan itu adalah Bintang Jasa Utama, yang tertulis dalam keputusan Presiden (Keppres) 72/2019, Keppres 73/2019, dan Keppres 74/2019.
Riwayat Karier Prajogo Pangestu
Pendiri Pabrik Chandra Asri di Cilegon, Banten, 1990
Pendiri Bank Andromeda, 1990
Presiden PT Chandra Asri, 1990-1999
Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk
Presiden Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Center
Wakil Presiden Komisaris PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Timber, Tbk, sejak 1993
Komisaris PT Astra International, 1993-1998
Pendiri sebuah Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, 1991
Pendiri PT Musi Hutan Persada, 1991
Pendiri PT Barito Pacific Lumber, 1977
General Manager Pabrik Plywood Nusantara,Gresik, Jawa Timur, 1975
Pegawai di PT Djajanti Group, 1969-1976