Potensinya 155 Gigawatt, PLN Ajak Perusahaan China Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin
PLN mengajak Powerchina mengembangkan sumber energi baru terbarukan di Indonesia melalui pengembangan pembangkit tenaga angin.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) mengajak Powerchina International Group Limited (Powerchina) bekerja sama mengembangkan sumber energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia melalui pengembangan pembangkit tenaga angin.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama dengan Powerchina menjadi upaya PLN mendorong transisi energi untuk mengantisipasi tren perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon.
"Kita bersama-sama menghadapi tantangan krisis perubahan iklim. Untuk itu, kita berkomitmen membangun kemitraan yang kuat guna mengubah tantangan tersebut menjadi peluang," jelas Darmawan dalam keterangannya dikutip, Selasa (14/11/2023).
Darmawan memaparkan, perkiraan total potensi energi angin yang ada di seluruh Indonesia mencapai 155 Gigawatt (GW).
Selain pengembangan potensi angin, kedua pihak juga menyepakati kajian pengembangan lain.
Yaitu, kajian pembangunan pembangkit bertenaga angin lepas pantai di Samudera Hindia dan Pasifik serta pembangkit berbasis EBT lain seperti tenaga hidro, biomassa, surya, dan ombak.
"Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan PLTS yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia bersama PLN telah memetakan dengan seksama potensi EBT yang ada di Indonesia. Kami sudah punya angkanya. Sehingga dengan kolaborasi ini, potensinya akan jadi tak terbatas," tukas Darmawan.
Baca juga: PLTS Terapung Cirata Diklaim Sanggup Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon Per Tahun
Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menambahkan, kolaborasi dengan Powerchina adalah bagian dari upaya PLN Group membantu pemerintah Indonesia mencapai target net zero emissions di tahun 2060.
Kolaborasi ini semakin penting posisinya mengingat besarnya potensi EBT di tanah air.
Baca juga: Harga Energi Meningkat, Mercedes Benz Mulai Investasi ke Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin
"Kolaborasi ini tidak hanya menjanjikan kesuksesan dari sisi bisnis. Namun, lebih luas akan berdampak signifikan di tingkat global dan punya potensi mengubah wajah industri energi," sebut Ruly.
Menurutnya, kolaborasi ini akan sangat produktif karena akan fokus untuk mengkaji potensi EBT di tanah air.
Tidak berhenti di sana, studi kelayakan juga akan mencakup aspek ekonomi dan teknikalnya.
"Kita punya visi yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam perjalanan transisi energi ini. Kami juga berharap kolaborasi ini semakin meningkatkan kemitraan strategis antara Indonesia–China dalam pengembangan energi angin dan EBT lainnya guna mendukung transisi energi Indonesia," pungkas Ruly.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia