Harga Emas Diprediksi Reli pada Tahun Depan, Analis: Saat yang Tepat Koleksi Saham Antam
Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar tahun depan.
Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Analis DFCX Futures Lukman Leong memprediksi harga emas akan melanjutkan reli tahun depan. Hal tersebut menurutnya akan berdampak baik bagi emiten tambang, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
“Walau harga Antam akhir-akhir ini tertekan oleh turunnya harga nikel, namun harga emas diperkirakan akan melanjutkan rally tahun depan. Dengan demikian, di akhir tahun ini investor sudah mulai mengantisipasi prospek antam 2024. Menurut saya, Antam diperkirakan akan berkisar Rp 2.000-Rp 2.200,” jelas Lukman.
Sebelumnya, Analis Morgan Stanley menyebut, sekarang adalah saat yang tepat untuk membeli saham emas. Ini karena ketegangan di Timur Tengah, yang disebabkan oleh perang Israel-Hamas, telah memicu kenaikan aset "safe-haven" emas seiring investasi pada logam mulia meningkat.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini, 15 November 2023: Meningkat Jadi Rp1.097.000 per Gram
Reli tersebut memang telah melemah dan harga spot emas diperdagangkan pada US$1,949,89 per troy ons pada 9 November. Khususnya, saham-saham emas berkinerja buruk di bawah harga emas sekitar 20 persen dalam tiga bulan terakhir, tulis analis bank investasi tersebut, dalam catatannya pada 2 November.
Hal ini memberikan "peluang untuk mendapatkan eksposur ke sektor ini," tambah analis Morgan Stanley.
Namun, analis tersebut mencatat adanya risiko, seperti harga emas yang tidak menguntungkan dan ketidakpastian geopolitik.
Pelaku pasar sendiri memperkirakan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar tahun depan. Lebih rendahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS tahun depan akan memberikan dorongan terhadap permintaan emas.
Untuk diketahui, Antam mencatat pertumbuhan kinerja hingga kuartal III-2023. Anggota holding PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ini membukukan laba periode berjalan pada sebesar Rp2,85 triliun.
Laba ANTM ini tumbuh 8 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp2,63 triliun. Capaian kinerja Keuangan ANTM yang positif juga tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 5,40 triliun.
Pada periode sembilan bulan pertama 2023, capaian laba kotor tercatat sebesar Rp 6,10 triliun, tumbuh 2 persen dari capaian laba kotor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,99 triliun. Per kuartal III-2023, ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 30,8 triliun merosot 8,26 persen dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 33,68 triliun.
Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary Aneka Tambang mengungkapkan, kontribusi dominan pendapatan ANTM berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 26,69 triliun atau setara 86 persen dari total penjualan bersih.
Hal tersebut sejalan dengan strategi ANTM untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.