Produksi Dalam Negeri Tak Cukup, Jadi Alasan Pemerintah Impor Jagung 500 Ribu Ton
Impor jagung untuk mengisi cadangan pemerintah dan memenuhi kebutuhan peternak rakyat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah bakal melakukan impor jagung 500 ribu ton. Impor dinilai perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peternak.
Kebutuhan dalam negeri capai 14 juta ton per tahun. Kebutuhan tersebut belum dapat terpenuhi, sehingga perlu melakukan impor.
"Tahun 2023 ini pemerintah berencana mengimpor jagung sebanyak 500.000 ton," ujar Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: 20 Ribu Ton Jagung Impor Telah Tiba di Pelabuhan Teluk Lamong, Segera Dipasok ke Peternak
Impor tersebut, ucap Harvick, untuk mengisi cadangan pemerintah dan memenuhi kebutuhan peternak rakyat. Namun, ke depan diharapkan ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi.
"Walaupun memang kita tahu ada beberapa komoditas yang tidak bisa diproduksi di sini, seperti tanaman empat musim dan tanaman yang tidak bisa diproduksi di sini kita harus impor," kata Harvick.
Diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia telah mengimpor jagung 1,09 juta ton pada 2022. Jumlah tersebut naik 9,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebanyak 995.998 ton.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan 20.000 ton jagung akhirnya tiba di Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya pada Rabu (15/11/2023).
Tibanya jagung pakan ini merupakan bagian dari 171.000 ton yang secara bertahap masuk untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak mandiri di wilayah sentra produksi ayam dan telur.
"Masuknya jagung sebanyak 20 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi para peternak rakyat kita terutama peternak boiler dan layer," ujar Arief dalam keterangannya Rabu (15/11/2023).