Subsitusi Batubara, PLTU Jateng 2 Adipala Gunakan Limbah Uang Kertas Sebagai Bahan Bakar
PLTU Jateng 2 Adipala PGU menggunakan limbah uang kertas sebPagai substitusi bahan bakar batubara.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLN Indonesia Power memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai cofiring subtitusi batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jateng 2 Adipala PGU.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, perseroan terus kejar target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, salah satunya melalui program cofiring.
Program ini dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan dengan minimum investasi dikarenakan menggunakan fasilitas yang sudah ada.
"Selain terus menggali potensi EBT di Indonesia, kami juga jalankan program cofiring yang dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan," ujar Edwin ditulis Kamis (16/11/2023).
Adapun 100 ton limbah uang kertas ini didapatkan dari berbagai wilayah cabang Bank Indonesia yaitu Bandung, Semarang, DI Yogyakarta, Purwokerto, Tasikmalaya, Cirebon dan Tegal.
Limbah uang kertas tersebut dihabiskan atau dibakar dalam satu hari sebagai bahan bakar Boiler PLTU untuk dimanfaatkan menjadi energi listrik.
PLTU Adipala sendiri sudah melakukan cofiring sejak tahun 2021 dengan pengujian menggunakan wood pellet, tahun 2022 dengan pengujian menggunakan sekam padi dan selanjutnya secara kontinyu cofiring dengan saw dust.
Baca juga: PLTU Cirebon-1 Segera Pensiun, Diharapkan Diumumkan Saat Acara COP 28 di Dubai
Atas penggunaan LRUK terbanyak yaitu 100 ton, PLTU Jateng 2 Adipala PGU mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia.