Hampir Dua Bulan, SPBU Kolongan di Minahasa Utara Terjadi Antrean Kendaraan Dapatkan Solar
Kondisi antre kendaraan dapatkan solar sudah hampir dua bulan ini karena BBM masuk siang hari dan proses membaca barcode.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - SPBU Kolongan, Kalawat, Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, mengalami antrean kendaraan sejak dua bulan terakhir.
Antrean ini bagi kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Pengawas SPBU Kolongan, Elsye Tunas mengatakan, kondisi antre kendaraan dapatkan solar sudah hampir dua bulan ini, karena BBM masuk siang hari.
Saking banyaknya kendaraan, terutama truk yang membutuhkan solar, SPBU belum dibuka saja sudah terjadi antrean.
Baca juga: Pertamina-Bareskrim Amankan 717 Ribu Solar Subsidi dan 118 Ribu LPG 3 Kg dari Praktik Penyelewengan
Adapun pasokan solar setiap hari, kata Elsye, SPBU Kolongan mendapatkan 8.000 liter solar, namu terkadang dalam sehari dalam sepekan dua kali masuk jadi 16.000 liter solar.
Ia menyebut, kalau 8.000 liter yang masuk Elsye katakan penjualan dalam sehari habis, tapi kalau yang 16.000 liter biasanya tidak habis dalam sehari.
"Mungkin juga penyebabnya sampai terjadi antrean karena pengisian solar sekarang harus menggunakan barcode," ucap Elsye yang dikutip dari TribunManado, Jumat (17/12/2023).
Ia menyebut, dalam proses membaca barcode terkadang tidak terbaca, sehingga harus menunggu sekitar setengah jam, tapi bisa diisi pengisian oleh mobil lain.
Ditegaskannya, untuk pengisian solar di SPBU Kolongan satu mobil hanya bisa sekali dalam sehari, tidak bisa dua kali.
"Untuk truk yang sudah memodifikasi tankinya tidak diisinkan untuk mengisi solar disini," tegasnya.
Ada yang sudah teknik menggunakan dua plat nomor.
Diakuinya, dengan ketegasan yang sudah mereka buat bahkan ada yang kedapatan menggandakan plat nomor.
"Kami pernah dapati, ada yang menggandakan plat nomor agar bisa mengisi dua kali dalam sehari," sebutnya.
Tapi bagi Elsye, pihaknya sudah tahu mobil mana yang sudah mengisi atau belum, apalagi yang kedapatan sopir yang sama sehingga tidak diizinkan mengisi lagi.