Setelah 40 Tahun, Indonesia Kembali Membangun Kawasan Industri Pupuk
Pupuk Indonesia bangun kawasan industri pupuk baru di Kabupaten Fakfak.Kawasan industri pupuk ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah empat dasawarsa, Indonesia kembali membangun kawasan industri pupuk baru.
Kawasan pabrik pupuk yang dibangun PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Kalimantan Timur berada di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Peletakan batu pertama pabrilk yang dilakukan dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, pada Kamis (23/11/2023) lalu.
Baca juga: Pupuk Kaltim dan Tripatra Teken Kontrak EPC Revamping Pabrik Amonia-2
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, pembangunan kawasan industri pupuk pertama di Indonesia dimulai di Palembang pada tahun 1959, kemudian di Gresik (1972), Cikampek (1975), dan Bontang (1977).
"Indonesia terakhir kali membangun industri pupuk pada tahun 1982 di Aceh yang artinya proyek ini menjadi kawasan industri pupuk baru yang dibangun di dalam negeri setelah empat dasawarsa," kata Rahmad dalam keterangannya, Minggu (26/11/2023).
Baca juga: Petani di Nusa Tenggara Timur Masih Sulit Dapatkan Pupuk Bersubsidi
Di kawasan ini, akan dibangun pabrik dengan kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1,15 juta per tahun serta ammonia 825 ribu ton per tahun.
"Kami terus mendukung pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas produksi pupuk melalui Proyek Kawasan Industri Pupuk di Fakfak. Keberadaannya akan menyuplai kebutuhan pupuk di Indonesia, khususnya untuk sektor pertanian," kata Rahmad.
Kawasan industri pupuk ini juga akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia Timur, pemerintah, dan negara. Selain mendukung iklim investasi, proyek ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang selama masa konstruksi dan 400 orang saat beroperasi.
Adapun potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek mencapai sekitar Rp 10 triliun sementara kontribusi bagi pendapatan daerah diperkirakan mencapai Rp 15 miliar per tahun.
"Keberadaan kawasan industri pupuk ini akan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur. Kawasan industri pupuk ini nantinya juga dapat memberikan kontribusi positif dengan mendorong tumbuhnya bisnis pendukung kawasan sekitar sebesar Rp 650 miliar per tahun," ungkap Rahmad.
Baca juga: Berikan Keleluasaan ke UMKM, SKI Minta Pemerintah lakukan Desentralisasi Industri Pupuk
Terakhir ia mengungkapkan pabrik pupuk Urea ini ditargetkan akan mulai berproduksi pada awal tahun 2028. Di mana proyek dijalankan oleh Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan salah satu anggota holding dari Pupuk Indonesia.
"Pabrik ini dibangun melalui pendekatan ESG, yaitu pemanfaatan teknologi baru yang lebih rendah karbon, serta ramah lingkungan," kata Rahmad.
Saat memberikan sambutan, Presiden Joko Widodo menyambut baik rencana pembangunan Kawasan Industri Pupuk di Fakfak.
Proyek ini menjadi strategi besar negara dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Nantinya, pabrik pupuk yang dibangun ini mampu mendukung rencana atau program Provinsi Papua Selatan menjadi lumbung pangan nasional.
"Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, dan semuanya berada di kawasan barat. Yang kawasan timur, belum ada sama sekali. Oleh sebab itu, saya mendengar rencana ini, langsung saya perintahkan untuk segera dieksekusi agar kawasan timur juga memiliki industri pupuk.
Ini sebuah rencana besar, saling mendukung, dan kita harapkan tanah Papua akan semakin makmur dan sejahtera," kata Presiden.