Ditargetkan Rampung Sesuai Jadwal, Kemendag Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Gresik
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas optimistis smelter kedua PTFI akan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pihaknya siap mendukung kebutuhan operasi PT Freeport Indonesia (PTFI) menjelang dioperasikannya Smelter kedua di Gresik, Jawa Timur.
"Kami berikan dukungan yang diperlukan, termasuk kemarin perpanjangan untuk peraturan izin ekspor (tembaga)," kata Mendag kepada media saat kunjungan kerja ke proyek pembangunan smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Kementerian BUMN Optimistis Smelter kedua Freeport Beroperasi Sesuai Target
Mendag juga mengapresiasi perkembangan pembangunan smelter kedua PTFI yang diharapkan segera beroperasi penuh sehingga mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar smelter.
"Saya bahagia, senang, perkembangan pembangunan smelter sudah mencapai 80 persen lebih. Saya kira ini membanggakan karena dipimpin anak-anak negeri. Konsentrat tembaga dikelola di sini secara bertahap dan kita punya saham mayoritas," katanya.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat mendampingi kunjungan Mendag optimistis smelter kedua PTFI akan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024 dan secara bertahap ramp-up produksi penuh hingga Desember 2024.
"Progres smelter saat ini diperkirakan mencapai 83 persen. PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan guna penyelesaian konstruksi fisik pada akhir Desember 2023," kata Tony kepada media.
Pada awal 2024, lanjutnya, akan dilakukan pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh peralatan dan fasilitas berfungsi.
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR Ingatkan Presiden Jokowi Tak Buru-buru Beri Izin Perpanjangan Freeport
"Kami optimistis proyek pembangunan smelter akan selesai sesuai jadwal," katanya.
Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI menanamkan investasi 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp 43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran 3 miliar dolar AS.
"Harapan kami relaksasi ekspor konsentrat tembaga dapat terus diberikan sampai smelter tersebut beroperasi penuh," kata Tony.
Setelah beroperasi penuh, smelter mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Adapun smelter pertama PTFI dibangun pada 1996 dengan nama PT Smelting Gresik.
Kedua fasilitas smelter ini adalah komitmen dan keseriusan PTFI dalam mendukung program hilirisasi nasional.
PTFI dan Pemerintah Indonesia terus bahu membahu agar kedua smelter dapat memberi manfaat maksimal bagi semua pihak.