Tekan Angka Kemiskinan, Warga Musi Rawas Manfaatkan Tanaman Pinang untuk Dongkrak Ekonomi
Program tersebut diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Rokan-Regional I Sumatera, melalui Pertamina EP Pendopo Field.
Penulis: Sanusi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengatasi isu pengangguran dan kemiskinan, warga Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan menjalankan program yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan konservasi sumber daya alam, khususnya tanaman pinang.
Program tersebut diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Rokan-Regional I Sumatera, melalui Pertamina EP Pendopo Field.
Field Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta, mengatakan pada 2022, pihaknya melakukan pemetaan sosial di Desa Sukakarya, mengidentifikasi dua isu utama, yakni pengangguran dan kemiskinan. Tingginya tingkat pengangguran diakibatkan oleh rendahnya sumber daya manusia (SDM) masyarakat, minimnya peluang pekerjaan, dan kurangnya modal.
Baca juga: Komitmen Pemerataan Pembangunan Ekonomi, Ganjar Mulai Kampanye Dari Merauke Papua
"Sementara itu, tingkat kemiskinan di Desa Sukakarya dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas dan aset yang rendah," ujarnya, Selasa (28/11/2023).
Data BPS Musi Rawas tahun 2020 menunjukkan sebanyak 846 orang atau 45,89 persen dari total populasi usia produktif di desa tidak bekerja, dan dari jumlah tersebut, 69,03 persen adalah perempuan. Dalam konteks kemiskinan, sebanyak 120 kepala keluarga (KK) dari total 693 KK di Desa Sukakarya dikategorikan miskin.
Di tengah kondisi tersebut, tanaman pinang menjadi potensi sumber daya lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Program Gemilang lahir sebagai respons terhadap perubahan paradigma pemanfaatan tanaman pinang di Desa Sukakarya. Program ini melibatkan perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati.
KWT Melati berhasil memanfaatkan seluruh potensi tanaman pinang dengan menjalin kerjasama dengan startup nasional, Plepah Indonesia. Mereka mengolah pelepah pinang menjadi wadah ramah lingkungan dan menjualnya kepada Plepah Indonesia. Hasil dari inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi KWT Melati, tetapi juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon dari pembakaran pelepah pinang.
Baca juga: Komitmen Pemerataan Pembangunan Ekonomi, Ganjar Mulai Kampanye Dari Merauke Papua
Program ini bukan hanya sekadar mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, tetapi juga mendorong pelestarian pohon pinang di Desa Sukakarya. KWT Melati berhasil membangun kolaborasi dengan pemerintah desa dan membantu merumuskan regulasi pelestarian pohon pinang.
Rencananya, pada tahun 2024, KWT Melati akan menambah variasi produknya, termasuk upaya ekspor buah pinang dan pemanfaatan daun pinang serta akar dalam pewarnaan pakaian melalui teknik eco-print.
"Kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu KWT Melati di Desa Sukakarya melalui program ini menjadi upaya awal dari pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan yang selanjutnya akan terus dikembangkan kebermanfaatannya di berbagai tingkatan,” ujar Field Manager Pendopo Field, I Wayan Sumerta.