Masih impor, Kemenperin Dorong Petani Tingkatkan Kualitas Garam untuk Bisa Masuk ke Industri
Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia memperkirakan kebutuhan garam nasional mencapai 4,7 juta di tahun 2023.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia memperkirakan kebutuhan garam nasional mencapai 4,7 juta di tahun 2023. Sementara produksi garam dalam negeri diprediksi hanya mencapai 1,9 juta ton dan sisanya 2,8 juta ton masih impor.
Produksi lokal ini disebut hanya cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat, pengasinan ikan dan penyamakan kulit. Sisanya untuk kebutuhan industri harus mendatangkan dari luar negeri.
Baca juga: Siapkan Petani Garam Bertahan di Segala Cuaca, PHE WMO Kembangkan Inovasi Ini
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (Dirjen IKFT) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, menyampaikan belum tercukupinya garam untuk industri menjadi perhatian untuk pemerintah.
"Demand garam pasti ada, industri tiap tahunnya bertambah. Tapi suplai tidak pasti. Kami tidak tahu dimana garam ini berada, berapa kualitasnya. Makanya kita pertemukan petani dan industri, di sini harus ada koneksi. Makanya saya minta ke depan industri harus terlibat di dalam ini," tutur Taufiek di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Kemenperin memastikan pemerintah hadir untuk petani dan diharapkan petani dapat menciptakan kualitas garam yang bisa masuk ke kebutuhan industri.
Taufiek menilai, masalah kekurangan kebutuhan garam disebabkan adanya ketidakstabilan harga dan kualitas yang belum baik.
Baca juga: Hampir Setahun Jadi Tersangka Korupsi Impor Garam, Eks Dirjen Kemenperin Segera Dimeja Hijaukan
"Kalau saya lihat masalahnya ini adalah garam yang dihasilkan harus diterima dengan harga yang wajar, itu konsepnya. Kedua, sains (teknologi) harus hadir. Kalau tidak ada sains, meningkatkan kualitas dengan keterbatasan saya kira competitiveness garam belum bisa mencapai seperti dahulu," terangnya.
Oleh karenanya, Kementerian Perindustrian meminta petani mulai meningkatkan kualitas dan kuantitas garam dengan membuka kolaborasi untuk pemanfaatan sains, sehingga dapat menghasilkan garam terbaik yang bisa digunakan industri dan dapat mengurangi impor.