Menko Airlangga Beberkan Cara RI Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS
Airlangga Hartarto membeberkan cara RI mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan cara RI mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ia mengatakan, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di berbagai negara menjadi salah satu cara tersebut.
Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya di acara Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital, di Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Dedolarisasi Berlanjut, Transaksi Bisnis Pakai Mata Uang Lokal Naik 55 Persen Sampai Oktober 2023
Awalnya, Airlangga menceritakan pembicaraannya dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung terkait dengan Local Currency Transaction (LCT).
Dalam pembicaraan tersebut, disinggung soal QRIS yang bisa digunakan di lima negara ASEAN.
"Kita bisa menggunakan payment menggunakan digital rupiah. Ini selain penghematan devisa juga tentu untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap US dollar," ujar Airlangga.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Partai Golkar itu turut mengungkap bagaimana ruang tumbuh ekonomi digital Indonesia masih sangat besar.
Ia mengatakan, 78 persen populasi Indonesia terhubung dengan internet, selain itu digitalisasi ekonomi dan keuangan terus meningkat.
"Pengembangan ekonomi digital menjadi katalisator, di mana pertumbuhannya sudah lebih tinggi dari pertumbuhan PDB Indonesia. Tahun lalu, pertumbuhannya adalah 7,6-8,7 persen," ujar Airlangga.
Baca juga: Momentum Bonus Demografi, Airlangga Tekankan Pentingnya Transformasi Digital pada Layanan Kesehatan
"Indonesia terus berpeluang untuk memaksimalkan ekonomi digital terutama dengan populasi besar, dengan angkatan kerja 70 persen, pangsa pasar luas, 40 persen transaksi ekonomi ASEAN berasal dari Indonesia. Adopsi teknologi tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya, beberapa pekan lalu Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS) meresmikan implementasi interkoneksi pembayaran QR antarnegara antara Indonesia dan Singapura.
"Implementasi ini memungkinkan pengguna atau nasabah dari lembaga keuangan yang berpartisipasi untuk melakukan pembayaran ritel antarnegara dengan lancar menggunakan aplikasi pembayaran yang dimilikinya," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip Jumat (17/11/2023),
Caranya adalah dengan memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau QR Network for Electronic Transfers Singapore (NETS) yang ditampilkan oleh merchant di Indonesia atau Singapura.
BI dan MAS pada kesempatan ini juga menandatangani Letter of Intent (LOI) terkait kerangka kerja penyelesaian transaksi dalam mata uang lokal (local currency settlement).
Nantinya setelah diimplementasikan pada 2024, kerangka ini akan memfasilitasi penyelesaian transaksi pembayaran lintas negara, termasuk pembayaran dengan QR, perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Singapura dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara.
Baca juga: Airlangga Jawab Tudingan Gibran Takut Debat: Kalau Sudah Ikut Pemilu, Mana Ada yang Ditakuti
Hal ini akan mendukung pelaku usaha dan pengguna lainnya untuk meminimalisir eksposur terhadap risiko nilai tukar dan meningkatkan efisiensi.
LOI tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding yang ditandatangani kedua bank sentral terkait kerja sama untuk mendorong transaksi bilateral dalam mata uang lokal (kerangka kerja LCT) pada Agustus 20224 sejalan dengan upaya memperkuat integrasi keuangan ASEAN untuk memfasilitasi penggunaan mata uang lokal pada transaksi antar negara ASEAN.