Bos Bulog Ungkap Tiga Tantangan Stabilisasi Pangan di 2024
Sedangkan tantangan ketiga kata Bayu, menyoal perang yang terjadi di Rusia-Ukraina yang berdampak pada rantai pasok pangan dunia.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, setidaknya terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi untuk menjaga stabilitas pangan tahun 2024 mendatang.
Menurutnya, tantangan pertama yang harus dihadapi adalah menurunnya produktivitas beras dalam negeri. Hal itu sejalan dengan data yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Di akhir 2023 dan tampaknya juga proyeksi kita ke 2024 stabilitas pangan akan berhadapan dengan 3 tantangan besar," kata Bayu saat diskusi Direksi Perum Bulog dengan Forum Wartawan Bulog di Bulog Corporate University Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Rembug Pangan Orang Muda Wujudkan Kepemimpinan Pemuda di Bidang Pangan
"Pertama, sayang sekali produksi kita turun, angka turunnya sudah disampaikan banyak pihak oleh BPS, Kementan dan kalau kita lihat tren maka productivity dari pangan khusus nya beras turun ditambah El Nino. Jadi produksi kita memang turun," imbuhnya.
Tantangan kedua, peningkatan biaya produksi terutama harga pupuk yang kian melonjak sejak Pandemi Covid-19. Terlebih lagi peningkatan biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) yang turut menjadi pendorong mahalnya biaya produksi.
Sedangkan tantangan ketiga kata Bayu, menyoal perang yang terjadi di Rusia-Ukraina yang berdampak pada rantai pasok pangan dunia.
"Ketiga terjadinya kenaikan harga pangan dunia. Karena perang Ukraina, rantai pasoknya belum pulih kebijakan-kebijakan pemerintah negara-negara itu yang lebih protektif dan sebagainya," ucap dia.
"Jadi memang stabilitas pangan menghadapi tantangan berat di 2023 dan banyak tampaknya lembaga mengatakan keadaannya juga akan penuh tantangan di 2024," sambungnya.
Baca juga: Update Harga Pangan per 20 Desember: Minyak Goreng Anjlok Rp20.750, Telur Dijual Murah Jadi Rp29.250
Meskipun demikian, Bayu menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1,26 juta ton untuk stabilitas pangan di 2024 nanti.
"Untuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,26 juta ton. Lalu masih ada stok beras yang masih dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog sebanyak 494 ribu ton," ujar Bayu.
"Serta juga masih ada sisa kuota tambahan penugasan pengadaan sebanyak 500 ribu ton. Jadi untuk stok beras ini jumlahnya sangat kuat untuk program stabilitas harga menghadapi tahun 2024," sambungnya.