Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kinerja Ekspor Indonesia Tahun Depan Diprediksi Lesu, Ekonom Beberkan Alasannya

Ada beberapa perusahaan swasta di Tiongkok yang mengalami gagal bayar setelah menerbitkan obligasi ataupun surat utangnya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Kinerja Ekspor Indonesia Tahun Depan Diprediksi Lesu, Ekonom Beberkan Alasannya
HO
Chief Economist PermataBank Josua Perdede. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Chief Economist PermataBank Josua Perdede memprediksi kinerja ekspor Indonesia cenderung melambat hingga tahun depan.

Hal ini disebabkan mitra dagang Indonesia yakni Tiongkok sedang mengalami krisis real estate.

Diketahui, kontribusi ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 23 persen.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Melonjak Imbas Penurunan Ekspor Rusia dan Ketegangan di Laut Merah

"Tapi yang saya lihat kinerja ekspor kita, karena kan kondisi ekonomi global tahun ini cenderung melambat dan ini bahkan terlambat lagi di tahun depan," ungkap dia saat berbincang dengan Wakil Pemberitaan Tribun Network, Domu Ambarita, Jumat (22/12/2023).

Ia memaparkan, ada beberapa perusahaan swasta di Tiongkok yang mengalami gagal bayar setelah menerbitkan obligasi ataupun surat utangnya.

"Vektor real estate ataupun properti di Tiongkok itu berkontribusi 30 persen dari ekonomi Tiongkok," tutur Josua.

Berita Rekomendasi

Meski dari tahun lalu ujar dia, pemerintah Tiongkok sudah merelaksasi kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi di Tiongkok, namun pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.

"Sekitar 5 persen dan ini menurut World Bank ataupun IMF tahun depan pertumbuhan ekonomi Tiongkok ini turun lagi di bawah 5 persen," tutur dia.

Kondisi ini akan berdampak ke Indonesia sebagai salah satu Mitra dagang utama terbesar bagi Indonesia.

Adapun tiga komoditas yang diekspor Indonesia ke Tiongkok adalah besi dan baja besi, batubara, serta kelapa sawit.

"Jadi besi dan baja ini pun juga sebenarnya salah satu program hilirisasi dari beberapa mineral dasar terutama nikel ya karena kita tahu bahwa dalam dua tiga tahun terakhir ini Pemerintah cukup gencar mendorong hilirisasi sehingga ada nilai tambah ya dan juga nilai ekspor dari besi dan baja ini dalam setahun terakhir ini meningkat cukup tajam," jelas Josua.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas