Ledakan Smelter PT ITSS Sebabkan 19 Pekerja Tewas, Menko Airlangga Duga Tak Terapkan K3 Secara Baik
Industri seperti smelter wajib memperhatikan Health, Safety, and Environment (HSE) atau K3.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespon soal smelter nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang terbakar pada Minggu (24/12/2023).
Diketahui, selain PT ITSS, peristiwa juga terjadi di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang terbakar pada Kamis (28/12/2023). Hal ini menambah daftar baru kebakaran smelter di Morowali setelah
Airlangga menegaskan, pentingnya industri seperti smelter wajib memperhatikan Health, Safety, and Environment (HSE) atau K3 di mana perusahaan bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja, serta pengelolaan lingkungan.
Baca juga: SOP K3 PT ITSS Disorot Kemenko Marves, Minta Diterapkan secara Baik oleh Perusahaan
"Sehingga zero accident itu menjadi target. Kalau kecelakaan sampai membawa korban jiwa itu sangat disayangkan," ujarnya di Jakarta Barat, Jumat (29/12/2023).
Dalam ledakan tungku smelter nikel milik PT ITSS di Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 19 orang. Sembilan belas (19) korban tewas tersebut terdiri dari delapan tenaga kerja asing (TKA) dan 11 tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Berarti ada yang salah dengan HSE. Oleh karena itu perlu dicek di lokasi," tutur Airlangga.
Airlangga mengatakan, seharusnya operasional perusahaan tersebut dihentikan. "Kalau di tempat dimana tungku itu terbakar pasti berhenti," sambung Airlangga.
Sementara dalam kasus ledakan tungku smelter tersebut, sedikitnya 40 orang luka-luka. Mereka dirawat di sejumlah tempat, dari RSUD Morowali, klinik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), hingga perawatan mandiri.
Adapun total korban terdampak, baik yang meninggal atau luka-luka, mencapai 59 orang. Rinciannya, 41 orang TKI dan 18 TKA.
Laporan PT ITSS membeberkan kejadian yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) pukul 06.15 WITA. Tungku feronikel nomor 41 masih ditutup karena menjalani proses pemeliharaan.
"Saat proses perbaikan, terdapat sisa slag dalam tungku yang keluar lalu bersentuhan dengan barang yang mudah terbakar di lokasi," kata Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan, (24/12/2023).
Ikatan dinding tungku yang runtuh dan sisa besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja mengalami luka hingga berujung jatuhnya korban jiwa. Dari laporan perusahaan, korban terluka umumnya akibat terkena uap panas dari tungku smelter.
PT IMIP, yang menampung PT ITSS, membentuk tim penanganan kecelakaan kerja ini. PT IMIP juga menyebut bakal menanggung biaya perawatan korban, termasuk kenyamanan emosional kepada keluarga korban. Mereka juga berkoordinasi dengan kepolisian hingga pemda setempat.