OJK Beberkan IHSG Jadi Top 2 di ASEAN Usai Tumbuh 6,16 Persen Selama 2023
Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tumbuh 8,63 persen.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, pada 2023, pasar modal Indonesia mencatatkan sejumlah pencapaian.
Ia mengatakan, per 29 Desember 2023 atau pada penutupan perdagangan tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup 7.272,8 atau tumbuh sebesar 6,16 persen dibanding tahun sebelumnya.
Angka pertumbuhan tersebut, kata Mahendra, merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Vietnam.
Baca juga: Pilpres 2024 Diyakini Berjalan Kondusif, Laju IHSG Tahun Depan Diprediksi Sentuh Level 7.900
Berikutnya, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11,674 triliun atau secara pertumbuhan naik 22,9 persen dibanding tahun lalu.
Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tumbuh 8,63 persen.
Sementara itu, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup 212,64, terkoreksi 2,33 persen dibandingkan tahun lalu.
"Namun, kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6,146 triliun atau meningkat sebesar 28,41 persen," ujar Mahendra dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024, Selasa (2/1/2024).
Ia mengatakan, peningkatan dana di pasar modal melalui penawaran umum terus meningkat. Hingga 29 Desember 2023, OJK telah mengeluarkan sebanyak 222 penawaran umum.
Antara lain terdiri dari 77 penawaran umum perdana saham, 25 penawaran umum terbatas, 120 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk.
"Total nilai hasil penawaran umum seluruhnya Rp 255,21 triliun, jauh di atas target Rp 200 triliun pada 2023," ujar Mahendra.
"Dari 222 kegiatan penawaran umum tersebut, 80 di antaranya adalah emiten baru," lanjutnya.
Selain itu, penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) juga bertambah. SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 494 pelaku UKM.
Total dana yang dihimpun mencapai Rp 1,04 triliun dari 168 ribu pemodal melalui 16 platform penyelenggara SCF.
Berikutnya, jumlah investor di pasar modal yang ditunjukkan oleh Single Investor Identification (SID) mencapai 12,16 juta atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir.
Mayoritasnya didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun yang jumlah kepemilikannya hampir mencapai 80 persen, sedangkan untuk usia 30 tahun berjumlah 55,65 persen dari total SID.