JAL Maskapai yang Diselamatkan Seorang Biksu Buddha Dari Kebangkrutan
Maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL) mengalami kecelakaan di Bandara Haned, Tokyo, Jepang pada Selasa
Penulis: Hendra Gunawan
Dikutip dari DW, JAL bisa bertahan berkat kucuran kredit darurat dari pemerintah Jepang.
Meski demikian perdana menteri baru Jepang saat itu Yukio Hatoyama, menyatakan akan menghentikan penghamburan dana negara. Ia pun memberikan lampu hijau kepada JAL untuk mengajukan pailit.
Baca juga: Pesawat Japan Airlines Terbakar di Landasan Pacu Bandara Haneda Tokyo
Lebih jauh, pemerintah ingin agar JAL dibangun kembali dari titik nol. Untuk itu, manajer kawakan Kazuo Inamori ditarik untuk memimpin restrukturisasi maskapai udara Jepang itu.
Saa itu, Inamori menyatakan akan berusaha sekuat mungkin untuk menyelamatkan JAL. Ia mengatakan, “Bila kami, langkah demi langkah melakukan restrukturisasi itu, maka saya kira, kami akan dapat menyelamatkan perusahaan ini.”
Untuk jerih payahnya, Inamori menolak menerima gaji. Kazuo Inamori yang saat itu berusia 77 tahun dan sudah memasuki masa pensiun.
Sebagai seorang biksu Buddha, ia menyebut dirinya “amatir dalam bisnis transportasi”.
Milyarder itu, mengumpulkan hartanya dari perusahaan elektronik Kyocera yang ia dirikan. Di Japan Airlines, Kazuo Inamori mengisi jabatan Haruka Nishimatu, yang mundur hari Selasa pekan ini.
Langkahnya tersebut ternyata berhasil menggandeng empat kreditor terpenting JAL, yakni Mizuho Corporate Bank, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking serta Development Bank of Japan secara resmi menerima rencana restrukturisasi dari badan negara Jepang, Enterprise Turnaround Initiative Corp, ETIC.
Dalam program restrukturisasi itu, kreditor Japan Airline menyatakan akan menghapus 350 miliar yen utang JAL. Sementara, ETIC bersama Development Bank of Japan akan menyediakan kredit sebesar 600 miliar yen.
Padahal maskapai lainnya sudah melebarkan sayapnya untuk memperebutkan jalur-jalur penerbangan yang bakal dilepaskan JAL.
Di Asia, bukan saja maskapai baru seperti Skymark, Air Asia dan Tiger Airways yang tampil mengincar sejumlah rute, tapi juga penerbangan nasional China.
Sedangkan untuk kawasan Amerika Serikat, dua pesaing utama adalah American Airlines dan Delta Air Lines. Delta dengan jaringan Sky Team menawarkan berbagai paket senilai satu milyar dolar kepada JAL. Sedangkan American Airlines dengan jaringan One World Alliance mengasong tawaran senilai 1.4 milyar dolar.
Kedua tawaran itu dipertimbangkan oleh JAL, yang bakal terus dirampingkan dan dengan dukungan kredit pemerintah yang mencapai 1 triliun yen akan terus terbang di udara. (EK/HP/ dpa/rtr/afpe/Kompasiana)