Pemerintah Ajak Parpol Belanja Produk UMKM untuk Kebutuhan Masa Kampanye
Beberapa jenis barang yang dapat dibeli dari pelaku UMKM untuk kebutuhan Pemilu antara lain alat peraga kampanye seperti baliho, kaos dan lain-lain.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) meminta seluruh Partai Politik dan para Calon Anggota Legislatif (Caleg) untuk berbelanja produk-produk UMKM dalam memenuhi berbagai kebutuhan di masa kampanye.
Beberapa jenis barang yang dapat dibeli dari pelaku UMKM untuk kebutuhan Pemilu antara lain alat peraga kampanye seperti baliho, kaos atau kemeja, jaket, topi, dan lain-lain.
Imbauan ini sejalan dengan adanya catatan dampak signifikan yang dirasakan oleh para pelaku UMKM.
Yulius mengungkapkan, para pedagang konveksi yang beroperasi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengaku mengalami penurunan penjualan produk UMKM untuk kampanye dibandingkan dengan periode Pemilu 2019.
“Kami mewawancara beberapa pedagang di kedua pasar tersebut. Diperoleh informasi bahwa terjadi penurunan omzet penjualan yang cukup drastis dari 40 hingga 90 persen jelang Pemilu 2024 jika dibandingkan dengan Pemilu 2019,” kata Yulius di Kantor KemenkopUKM, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Padahal, lanjut Yulius, biasanya pada periode pesta demokrasi atau Pemilu, cenderung terjadi peningkatan omzet alat peraga kampanye yang signifikan. Namun kondisi saat ini berbanding terbalik.
Yulius menduga, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, pemesanan produk untuk kampanye langsung melalui pelaku usaha mitra dari partai sesuai daerah pemilihan (Dapil).
Baca juga: Kampanye di Jawa Tengah, Cak Imin Santap Soto Kudus dan Temui Pelaku UMKM
Kedua, jangka waktu pemilu yang singkat atau 2,5 bulan sedangkan periode Pemilu sebelumnya 6 bulan.
"Ketiga, harga penjualan produk untuk kampanye secara online lebih murah. Keempat, tren kampanye yang dilakukan secara online melalui media sosial. Dan terakhir, peserta Pemilu lebih memilih untuk membagikan sembako dibandingkan membagikan kaos,” papar Yulius.
Beberapa hal yang akan dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan penjualan para pelaku UMKM adalah mendorong partai politik atau calon legislatif yang memiliki ruang lingkup bisnis produk untuk kampanye agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya.
Baca juga: Pinternet Target Konkrit AMIN, Ganjar Inginkan Bank Khusus UMKM
Pemerintah, khususnya KemenKopUKM juga meminta pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar di bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi atau menjual alat kampanye untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
“Di mana ke depan, Pemerintah dapat mempermudah pelaku usaha untuk terhubung dalam katalog elektronik atau e-katalog,” katanya.
Kemudian, lanjut Yulius, KemenKopUKM berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan lintas Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, untuk mendorong terciptanya marketplace PD Pasar Jaya sebagai wadah pemasaran bagi pelaku UMKM di lingkungan PD Pasar Jaya.
Ia juga berharap, agar semua pihak untuk ikut menekan peredaran produk impor, dengan mengontrol kualitas dan standar produk secara ketat.
“Kami berharap, seluruh sektor di Pemerintahan, dapat membantu dalam menghidupkan kembali roda perdagangan di kawasan ini,” pungkas Yulius.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.