Data Inflasi AS Dirilis, Nilai Tukar Rupiah Melemah di Awal Perdagangan Jumat
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi tergelincir 14 poin atau 0,09 persen
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang baru dirilis lebih tinggi dari perkiraan.
Hingga nilai tukar rupiah melemah di sesi awal perdagangan Jumat (12/1/2024).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi tergelincir 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp 15.563 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.549 per dolar AS
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, secara tahunan, inflasi umum AS tercatat sebesar 3,4 persen year on year (yoy).
Baca juga: PPATK Ungkap Ada Parpol Baru yang Transaksinya Sampai Triliunan Rupiah
"Meningkat dari level terendah dalam lima bulan sebesar 3,1 persen (yoy) pada periode sebelumnya, dan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,2 persen (yoy) karena harga energi yang turun lebih lambat," ujar Josua saat dihubungi Tribunnews, Jumat (12/1/2024).
Inflasi utama bulanan AS naik menjadi 0,3 persen month on month (mom) pada Desember 2023 dari 0,1 persen mom di bulan sebelumnya, terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,2 persen mom.
Sementara itu, inflasi inti AS melambat menjadi 3,9 persen (yoy) dari 4,0 persen (yoy). Meskipun melemah, angka tersebut turun lebih kecil dari perkiraan sebesar 3,8 persen (yoy).
Sedangkan, investor masih mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada paruh pertama 2024 karena kenaikan inflasi pada Desember 2023 terutama didorong oleh komponen non-inti
Baca juga: Kejagung: Kerugian Negara dari Korupsi PT Timah Capai Ratusan Triliun Rupiah
"Mereka hanya sedikit menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Maret 2023 menjadi sekitar 65 persen dari sebelumnya 70 persen," kata Josua.
Apresiasi dolar AS setelah rilis data inflasi menjadi lebih terbatas, bahkan berbalik arah pada akhir sesi AS. Dolar AS menguat terhadap Euro, Dolar Australia, dan Franc Swiss, namun terdepresiasi terhadap Sterling dan Yen Jepang. Indeks dolar AS ditutup melemah tipis sebesar 0,07 persen menjadi 102,29.
"Rupiah diperkirakan akan bergerak di rentang Rp15.500 per dolar AS sampai dengan Rp15.600 per dolar AS," terang Josua.