S&P Global Bakal Turunkan Peringkat Kredit Israel Jika Perang di Gaza Meluas ke Bidang Lain
Israel harus mampu mengatasi dampak ekonomi dari perang tersebut apabila melakukan perubahan anggaran yang diperlukan untuk mengimbangi pengeluaran
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – S&P Global baru-baru ini memberi peringatan kepada Israel bahwa pihaknya akan menurunkan peringkat kredit negara itu apabila perang dengan kelompok militan Palestina Hamas meluas ke bidang lain.
Namun, jika hal itu tidak terjadi, Israel harus mampu mengatasi dampak ekonomi dari perang tersebut apabila melakukan perubahan anggaran yang diperlukan untuk mengimbangi pengeluaran yang lebih tinggi.
“Kami dapat menurunkan peringkat jika dampak konflik terhadap pertumbuhan ekonomi Israel, posisi fiskal, dan neraca pembayaran terbukti lebih signifikan dari yang kami perkirakan saat ini,” ujar Maxim Rybnikov, direktur EMEA Sovereign & Public Finance Ratings di S&P Global.
Baca juga: China Melobi Iran Jinakkan Pemberontak Houthi di Laut Merah, Serangan Mereka Risaukan Beijing
Pada Oktober lalu, S&P Global mengafirmasi peringkat Israel di 'AA-' namun merevisi prospek Israel menjadi "negatif" dari "stabil", dengan alasan risiko bahwa perang Israel-Hamas dapat menyebar lebih luas dengan dampak yang lebih nyata terhadap situasi ekonomi dan keamanan di negara tersebut.
“Prospek negatif terhadap peringkat tersebut menyiratkan bahwa saat ini kami melihat setidaknya satu dari tiga peluang penurunan peringkat dalam satu hingga dua tahun ke depan,” kata Rybnikov.
S&P memproyeksikan perekonomian Israel akan tumbuh hanya 0,5 persen pada 2024 dan memiliki defisit anggaran kumulatif sebesar 10,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2023-2024, meskipun terdapat risiko negatif terhadap asumsi ini.
Sementara itu, Bank of Israel berupaya untuk mengurangi belanja yang tidak penting dan menaikkan sejumlah pajak demi mengimbangi biaya yang terkait dengan perang. Selain itu, beberapa rencana pemotongan anggaran kesehatan dan keamanan dalam negeri dibatalkan untuk memastikan lolosnya anggaran di kabinet.
Gubernur Bank of Israel Amir Yaron telah mendesak pemerintah untuk tidak melakukan belanja berlebihan dan mengimbangi peningkatan belanja yang diperlukan untuk perang dengan pengurangan di tempat lain, bersamaan dengan kenaikan pajak. Meski begitu, hal ini justru diabaikan oleh para pemimpin Israel.
Baca juga: Tempur Dua Jam, Rudal Yaman Memaksa Angkatan Laut AS Mundur dari Selat Bab al-Mandab di Laut Merah
“Mengingat karakteristik kredit Israel lainnya, kemerosotan sementara dalam posisi fiskal dapat diatasi,” kata Rybnikov.
"Namun, jika posisi anggaran ternyata terus melemah setelah tahun 2024, tanpa langkah-langkah yang mengimbanginya, hal ini dapat mengikis ruang fiskal Israel untuk bermanuver,” sambungnya.
Terlepas dari itu, Rybnikov mengatakan prospek peringkat dapat kembali stabil jika konflik terselesaikan, sehingga mengurangi risiko keamanan regional dan domestik tanpa menimbulkan dampak jangka panjang yang signifikan terhadap perekonomian dan keuangan publik.