Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Akui Harga Beras di Awal Tahun Meroket: Ada Tekanan dari Sisi Produksi

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan sejumlah alasan di balik kenaikan harga beras pada awal tahun ini.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bulog Akui Harga Beras di Awal Tahun Meroket: Ada Tekanan dari Sisi Produksi
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Ilustrasi pekerja sedang mengangkat beras di Bulog SUmatera Utara 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan sejumlah alasan di balik kenaikan harga beras pada awal tahun ini.

Ia mengatakan, saat ini tengah terjadi tekanan dari sisi produksi. Menurut dia, sebagian petani terlambat melakukan penanaman.

"Situasi memang sedang dapat tekanan dari sisi produksi. Sebagian petani kita terlambat tanamnya, baru mulai Januari mereka tanam," kata Bayu ketika ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).

Baca juga: Harga Beras Melonjak, Termahal Rp16.100, Simak Update Harga Bahan Pangan Lainnya per 16 Januari

Selain itu, eks Wakil Menteri Perdagangan itu mengatakan bahwa Indonesia sedang defisit produksi beras, sebagaimana yang sudah diperkirakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"BPS memperkirakan Januari Februari itu defisit produksi kita sekitar 2,7 juta. Nanti baru mulai ada panen agak besar bulan Maret," ujar Bayu.

"Jadi sekarang sedang terjadi defisit, makanya harganya naik," lanjutnya.

BERITA REKOMENDASI

Oleh karena itu, ia mengatakan program bantuan pangan beras dan SPHP pemerintah yang dijalankan Bulog harus terus dilaksanakan.

"Paling tidak masyarakat punya alternatif, bisa mengurangi nantinya tekanan dari kenaikan harga (beras)," kata Bayu.

Kemudian, faktor kenaikan harga beras lainnya adalah harga pupuk yang belum turun. Hal ini tak lepas dari faktor geopolitik, yakni perang Rusia-Ukraina.

Bayu menjelaskan, sekarang kondisi di global juga ada gangguan dari rantai pasok karena situasi di Laut Merah.

"Ada Houthi dan apa itu saya enggak terlalu hafal, di sana membuat transportasi mutar lewat Afrika Selatan. Tadinya melewati terusan Suez lebih pendek, sekarang (rutenya) jadi panjang," ujar Bayu.

Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Dirut Bulog: HET Tidak Berubah

"Itu mendorong waktu dan harga menjadi naik. Jadi memang situasi sedang tidak mudah, tapi mudah-mudahan dengan koordinasi yang tadi dilakukan, kita masih tetap bisa mengendalikan inflasi," lanjutnya.

Sebagai informasi, menurut data panel harga Badan Pangan Nasional pada Senin (29/1/2024), harga rata-rata nasional beras premium naik Rp 40, menjadi Rp 15.280 per kilogram (kg).

Beras medium tercatat mengalami kenaikan harga yang tak sesignifikan berad premium, yaitu sebesar Rp 10, di mana hari ini dibanderol Rp 13.430 per kg.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas