Rencana IPO Molor, Kementerian BUMN Pastikan Sejumlah Perusahaan Pelat Merah Tak Kekurangan Dana
Sejumlah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hampir dipastikan tak jadi melakukan aksi korporasi
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hampir dipastikan tak jadi melakukan aksi korporasi berupa penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini.
Diketahui, anak usaha BUMN yang dimaksud yakni PT Pupuk Kaltim, PalmCo, hingga PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, IPO anak usaha BUMN pada dasarnya bertujuan untuk ekspansi bisnis. Bukan dikarenakan membutuhkan dana untuk kepentingan tertentu.
Baca juga: PHE: Inovasi Sosial Berdampak Signifikan ke Masyarakat
Sehingga, 'molornya' IPO yang semula dijadwalkan pada tahun 2024, dipastikan tak mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
"(IPO itu buat mereka kekurangan dana?) Enggak lah. Karena kan kita tujuannya ekspansi ya. IPO itu ekspansi," ungkap Arya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Selasa (30/1/2024).
Arya Sinulingga membeberkan alasan mundurnya jadwal IPO anak usaha perusahaan pelat merah, khususnya Pertamina Hulu Energi.
Baca juga: Dukung Implementasi ESG, PalmCo Operasikan Media Center di Medan
Hal ini dikarenakan Kementerian BUMN masih melihat kondisi pasar perdagangan minyak di tingkat global.
Mengingat, perdagangan minyak sedang dalam keadaan tak kondusif.
Salah satu alasannya yakni rantai pasok global mengalami sedikit gangguan yang disebabkan sejumlah hal.
Arya pun belum bisa memastikan kapan PHE akan melantai di bursa saham.
"Seperti hulunya Pertamina kan marketnya kan enggak begitu baik, jadi ngapain dipaksa?" pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, PHE merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bisnisnya bergerak di sektor hulu migas.
Sementara, Pupuk Kaltim merupakan perusahaan yang masuk dalam entitas Pupuk Indonesia Holding Company.
Kemudian, PalmCo adalah subholding BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN), diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.