Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Begini Hitungan Life Cycle Baterai Mobil Listrik BYD, Dicas Berkali-kali Belum Tentu Satu Siklus

Dengan teknologi Blade Battery, life cycle atau siklus hidup baterai dari nol ke 100 persen hingga kembali ke nol.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Begini Hitungan Life Cycle Baterai Mobil Listrik BYD, Dicas Berkali-kali Belum Tentu Satu Siklus
Lita Febriani
Media Urban Driving BYD Atto 3 di Bandung, Rabu (31/1/2024) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - BYD telah mengembangkan Blade Battery sejak beberapa tahun terakhir. Dengan baterai model ini, sel-sel tunggal disusun bersama dalam sebuah array dan kemudian dimasukkan ke dalam paket baterai.

Karena struktur paket baterainya yang dioptimalkan, pemanfaatan ruang paket baterai meningkat lebih dari 50 persen persen dibandingkan dengan baterai blok litium besi fosfat konvensional.

Head of Product BYD Motor Indonesia Bobby Bharata, menyampaikan dengan teknologi Blade Battery, life cycle atau siklus hidup baterai dari nol ke 100 persen hingga kembali ke nol.

Baca juga: Cuma di Indonesia, BYD Secara Khusus Sediakan Warna Ini untuk Mobil Listrik Atto 3

"Life cycle kalau di BYD dari nol sampai 100 persen dan 100 persen ke nol itu baru satu cycle. Jadi kalaupun kita ngisi dari 70-80 persen, ya itu kita terusin saja sampai berapa kali baru dapat satu cycle. Jadi bukan per-colok itu berbeda," tutur Bobby dalam Media Urban Driving BYD Atto 3 di Bandung, Rabu (31/1/2024).

Selain itu, dengan teknologi yang telah dikembangkan oleh perusahaan, pemilik mobil listrik BYD tidak perlu khawatir over charge.

"Jadi kita tidak usah khawatir untuk over charge. Ketika dia sudah 100 persen, otomatis akan mati sambungan dayanya," jelasnya.

Berita Rekomendasi

BYD Indonesia, memboyong tiga produk, diantaranya Atto 3 yang sudah menggunakan teknologi Blade Battery dengan jarak tempuh 410 km dan 480 km dalam sekali pengisian daya.

Dengan jarak tempuh yang disediakan, mobil ini cocok untuk mendukung mobilitas perkotaan.

"Jadi ini tidak perlu sering mengecas. Misal kita aktivitas di dalam kota dari rumah ke kantor range-nya rata-rata 50 km pulang pergi. Misal kita pakai angka 350 km atau 10 persen di bawah spesifikasi kita. Nah ini 350 km dibagi 50 km itu kira-kira bisa 6-7 hari. Ini tinggal merubah habit kita saja. Yang tadinya ke SPBU lalu ke SPKLU," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas