Maju Motor Group Siap Berkolaborasi dengan VKTR Membuat Mobil Nasional Berbasis Listrik
Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar didunia, maka potensi ini merupakan peluang yang besar untuk pembuatan mobil listrik.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program hilirisasi yang dicanangkan Presiden Jokowi dan akan dilanjutkan oleh capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Gibran, mendapatkan dukungan dari sejumlah pengusaha muda.
CEO Maju Motor Group Alvin Kennedy dalam Talkshow Repnas bertajuk "Blak-blakan Soal Mobil Nasional dan Polemik LFP vs Nikel" menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Presiden Komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) Anindya Bakrie.
“Hirilisasi nikel memberikan dampak untuk pertumbuhan ekonomi kita. Ibaratnya kalau mentahan nikel harganya satu, ketika sudah diolah harganya menjadi tiga puluh. Artinya ini memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi program hirilisasi Presiden Jokowi harus dilanjutkan dan untuk itu kami siap berkolaborasi bersama VKTR," ujar Alvin Kennedy, Rabu (31/2/2024).
Baca juga: Cuma di Indonesia, BYD Secara Khusus Sediakan Warna Ini untuk Mobil Listrik Atto 3
Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar didunia, menurut dia, potensi ini merupakan peluang yang besar untuk pembuatan mobil listrik
“Indonesia memiliki resources terbesar di Nikel jadi kita mau gak mau harus kembangkan, jadi kita minta untuk pak menteri BKPM atau yang mewakili dan Pak Dewan untuk mendorong regulasi pengembangan industri mobil listrik,” ujar Alvin Kennedy yang juga merupakan CEO Maju Motor Group
Anindya Bakrie mengatakan efek dari hilirisasi nikel membuat banyak negara-negara maju yang iri dan merasa Indonesia sebagai kompetitor mereka.
“Yang pertama PDB perkapita kita sebesar 5 ribu dollar. Kita bangga menjadi satu-satunya negara yang masuk ke G20 dari Asia Tenggara, yang kedua rata-rata dari pengeluaran Karbon Emisi dunia 5 juta ton/orang, Amerika 15 juta, China 7 juta, dan Indonesia 2 juta," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, jika kita berbicara pertumbuhan maka kita harus besarkan yang 5 ribunya.
"Sedangkan pengeluaran emisi karbon kita masih kecil, jadi wajar negara yang sudah mapan 300 tahun tidak suka dengan negara yang baru mapan,” ujar Anindya Bakrie.
Alvin menekankan pentingnya kolaborasi antara anak bangsa untuk membuat mobil nasional, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keluar dari middle income trap.
“Untuk keluar dari middle income trap ekonomi kita harus tumbuh 6-7 persen, dengan bonus demografi yang puncaknya di tahun 2036, kita harus maksimalkan kolaborasi antara anak bangsa, dengan sumber daya nikel yang besar kita harapkan adanya Hilirisasi Nikel, kita ingin membuat mobil nasional yang berbasis listrik karya anak bangsa, kita siap berkolaborasi dengan Preskom VKTR bang Anindya Bakrie untuk membuat mobil nasional,” ujar Alvin.