Pengusaha Ungkap Pengaruh Tahun Politik Terhadap Minat Investasi Sektor Hulu Migas di Indonesia
situasi politik di dalam negeri dinilai cukup stabil, sehingga para investor meyakini iklim industri migas di Indonesia pada posisi yang baik.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha menilai Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden (Pemilu-Pilpres) yang akan berlangsung di 2024 tak terlalu mempengaruhi minat investor dalam menanamkan investasinya di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA), Marjolijn Wajong menjelaskan, situasi politik di dalam negeri dinilai cukup stabil, sehingga para investor meyakini iklim industri migas di Indonesia pada posisi yang baik.
Tak hanya soal kondisi politik yang stabil, Marjolijn melanjutkan, positifnya minat investor dikarenakan faktor harga komoditas migas di tingkat global yang stabil, serta adanya penemuan sejumlah cadangan migas baru di Tanah Air.
Baca juga: Terbang ke Venezuela, Menteri ESDM Sepakati Kerjasama dan Buka Peluang Pertamina Akuisisi Blok Migas
Sebagai informasi, IPA merupakan asosiasi yang didalamnya terdapat perusahaan-perusahaan industri di sektor hulu migas di Indonesia.
"Menurut saya tetap (tak terpengaruh), karena para investor melihat bahwa kita cukup aman. Kedua, harga minyak gas cukup baik," ungkap Marjolijn dalam acara media briefing bertema 'Menanti Arah Pemimpin Baru di Sektor Migas' yang berlangsung di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
"Stabil, aman, bahkan ada temuan (cadangan) baru, yang akhirnya satu dengan lainnya berpikir ternyata Indonesia potensinya masih ada ya. Jadi lihat sekarang pergerakan sekarang cukup baik, cukup aktif dan minta aktif lagi ke depannya," sambungnya.
Marjolijn dalam kesempatan tersebut turut mengungkapkan harapannya terhadap Presiden dan Pemerintahan baru yang akan memimpin di periode 2024-2029.
Dirinya enggan memberikan secara spesifik Capres-Cawapres yang dipilih para pengusaha industri migas.
Namun yang pasti, Pemerintah di masa menandatang harus mampu memberikan dukungan terhadap industri migas agar semakin berkembang, melalui berbagai regulasi.
Baca juga: BPH Migas Catat Kenaikan Konsumsi Gasoline hingga Avtur pada Periode Libur Akhir Tahun 2023
"Kami sih yang penting Presiden yang bisa memahami isu-isu minyak dan gas, yang membuat industri ini dapat menjadi lebih lancar," pungkasnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi sebesar 186,7 miliar dolar AS untuk mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di 2030.
Angka tersebut setara Rp 2.863 triliun (asumsi kurs Rp15.340 per dolar AS).
Per tahun, investasi di sektor hulu migas juga ditargetkan terus mengalami kenaikan.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengungkapkan, saat ini sektor hulu migas terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional guna memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.
Di 2050, volume konsumsi minyak diperkirakan naik 139 persen, sementara volume konsumsi gas diprediksi naik 298 persen.
Dukungan investasi diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas bisa dilakukan secara masif.
Iklim investasi di sektor hulu migas terus diperbaiki melalui pemberian insentif dan perubahan kebijakan fiskal.
“Daya tarik investasi di sektor hulu migas di Indonesia sebenarnya sudah membaik, namun masih ada hal-hal yang harus terus diperbaiki,” kata Dwi Soetjipto dalam pernyataannya dikutip, Jumat (8/9/2023).