Deutsche Bank PHK 3.500 Karyawan, Sinyal Resesi Kembali Hantui Pasar Global
Bank asal kondang asal Jerman Deutsche Bank menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.500 karyawannya
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Bank asal kondang asal Jerman Deutsche Bank menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.500 karyawannya yang berada di kantor pusat.
Informasi ini mencuat setelah dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengungkap rencana PHK massal yang dilakukan Deutsche Bank mulai awal Februari 2024 hingga 2025.
Baca juga: Cara Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja yang Terkena PHK
Adapun langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi pembengkakan biaya akibat ketidakpastian ekonomi yang membebani para pembuatan kesepakatan bisnis. Tak hanya itu dampak ketidakpastian ekonomi juga mendorong bos startup untuk menunda penawaran umum dan membuat bisnis investasi serta permodalan bank – bank lokal termasuk Deutsche Bank boncos.
Sebelum melakukan PHK,Deutsche Bank melaporkan laba sebelum pajak 2023 hanya naik 2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5,7 miliar euro atau sekitar Rp 97,17 triliun, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Namun, laba bersih justru turun 14 persen menjadi 4,9 miliar euro atau Rp 83,53 triliun karena meningkatnya tagihan pajak. Kondisi tersebut diperparah lantaran Perusahaan harus mengembalikan 1,6 miliar euro kepada para pemegang saham pada semester pertama melalui dividen dan pembelian kembali saham.
Alasan ini yang membuat Deutsche Bank terpaksa menggelar PHK massal untuk menghemat anggaran perusahaan sebesar 2,5 miliar euro atau sekitar Rp 42,63 triliun (asumsi kurs Rp17.053 per euro Eropa) hingga 2025, dikutip dari CNN International.
"Kami telah mencapai pertumbuhan yang jauh di atas target dan mempertahankan fokus kami pada disiplin biaya sambil berinvestasi di area-area utama," kata CEO Deutsche Bank Christian Sewing.
Baca juga: Inul Daratista Beberkan Dampak Jika Bisnis Karaokenya Tutup, 5 Ribu Karyawannya Bisa Kena PHK
Pasar Global Beri Sinyal Resesi
Deutsche Bank bukanlah satu – satunya perbankan yang melakukan PHK massal di awal tahun 2024, sebelumnya sejumlah perbankan raksasa telah lebih dulu memangkas sejumlah karyawannya.
Seperti Citibank yang awal Januari lalu melakukan PHK terhadap 20 ribu karyawannya selama dua tahun ke depan demi menghemat 2,5 miliar atau dolar AS. Hal serupa juga dialami UBS, Barclays, Lloyds dan Metro Bank yang juga mengumumkan PHK pada akhir tahun silam.
Imbas PHK massal tersebut, kini total pengangguran semakin bertambah apabila masalah ini terus terjadi maka permintaan pasar global akan lesu yang kemudian berdampak pada terjadinya krisis dan resesi.
Terlebih beberapa bulan terakhir pasar saham telah menunjukan pelemahan, hal ini terlihat dari rontoknya saham Wall Street. Seperti Dow Jones Transportation Average, yang mengalami penurunan saham transportasi AS mulai dari kereta api, maskapai penerbangan, hingga pengiriman sebesar 1,6 persen.
Kemudian saham CH Robinson Worldwide merosot sekitar 15 persen, saham United Parcel Service kehilangan 9 persen, saham Avis Budget Group jatuh 8 persen dan saham Alaska Air Group menurun 7 persen.
“Jika kita benar-benar melihat hasil dari penawaran soft landing ini secara signifikan masuk ke pasar saham, kita akan memperkirakan hal tersebut (resesi) akan meluas,” kata kata Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott..