Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Berkaca REC PLN Naik Signifikan, Pengamat Energi Sebut Energi Hijau Kini Kian Diminati

pelayanan energi bersih yang disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) berdampak positif, menyusul meningkatnya penjualan Renewable Energy Certificat

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Berkaca REC PLN Naik Signifikan, Pengamat Energi Sebut Energi Hijau Kini Kian Diminati
KOMPAS IMAGES
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies) Ali Ahmudi Achyak menyebut pelayanan energi bersih yang disediakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) berdampak positif, menyusul meningkatnya penjualan Renewable Energy Certificate (REC) pada 2023 yang bertumbuh 101 persen dibanding tahun 2022.

Penggunaan REC dari PLN secara total REC mencapai 3,54 TWh dibandingkan dengan realisasi 2022 yang sebesar 1,76 TWh. Sejak diluncurkan pada tahun 2020 hingga akhir 2023, penjualan total REC PLN telah melebihi 5 Terrawatt hour (TWh).

“Pentingnya REC sebagai langkah dekarbonisasi, terutama di sektor industri dan bisnis, dijelaskan sebagai respons terhadap tuntutan zaman. Produk yang dihasilkan melalui energi bersih menjadi kunci daya saing industri saat ini,” kata Ali kepada wartawan, Rabu (7/2/2024).

REC merupakan layanan yang diberikan oleh PLN kepada pelanggan untuk memudahkan mereka memperoleh pengakuan atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Setiap sertifikat REC mencerminkan listrik per megawatt-hour (MWh) yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil.

Hingga akhir 2023, lebih dari 269 pelanggan sudah memanfaatkan REC PLN, di mana sektor industri dan bisnis di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan DKI Jakarta jadi pengguna terbanyak.

Ali menjelaskan, terdapat 6 pembangkit PLN yang siap menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang di Jawa Barat, PLTP Lahendong di Sulawesi Utara, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru di Sulawesi Selatan , PLTP Ulubelu di Lampung, PLTA Cirata di Jawa Barat dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur di Jawa Tengah.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, banyak upaya dari PLN untuk mencapai net zero emissions/NZE pada 2060. 

"PLN itu sudah mengambil langkah yang luar biasa terkait transisi energi. Bahkan pada 2040, PLN sudah menargetkan 75 persen pembangkit mereka itu akan berubah ke energi terbarukan,” katanya.

Sebagai gambaran, PLN sedang getol melakukan transisi energi dengan sejumlah cara antara lain co-firing, menggenjot pemanfaatan gas, serta menambah kapasitas pembangkitan listrik melalui geothermal, angin dan matahari. 

“Hal itu membuat pembangkitan listrik makin hijau dan perusahaan tersebut bisa mencapai NZE dalam waktu cepat. Perlu diketahui, kosep NZE adalah menyeimbangkan penggunaan energi fosil dan nonfosil. Bukan meniadakan penggunaan energi fosil ya," ujar dia.

Ali menjelaskan, ada 52 pembangkit listrik dari 114 pembangkit yang yang sudah siap membangkitkan listrik dengan co-firing.

Baca juga: Percepatan Transisi Energi Bersih Pasca COP28 Buka Peluang Pengembangan Industri Hijau


"Lebih khusus lagi di Sumatera dan Jawa yang sekitar 28 pembangkit listrik," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas