Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Terdampak Boikot Anti Israel, Laba Bersih Unilever Indonesia Anjlok 10 Persen

Sepanjang 2023 Unilever mencatatkan penurunan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun atau turun 10,4 persen

Editor: Sanusi
zoom-in Terdampak Boikot Anti Israel, Laba Bersih Unilever Indonesia Anjlok 10 Persen
Kompas.tv
Unilever Indonesia. Sepanjang 2023 Unilever mencatatkan penurunan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun atau turun 10,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,3 triliun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi boikot anti Israel ternyata berimbas pada kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Emiten consumer goods tersebut mengalami penurunan laba bersih pada 2023.

Presiden Direktur UNVR Benjie Yap mengatakan, dalam dua bulan terakhir kuartal IV-2023, pihaknya menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik.

Baca juga: UNVR Bagikan Dividen Interim Pasca Pertumbuhan Laba Positif, Segini Nilainya

“Kami terdampak oleh sentimen konsumen negatif yang berdampak pada penjualan domestik. Yang ingin saya katakan adalah pertengahan November dan Desember adalah dampak terbesar yang dirasakan,” kata Benjie secara virtual, Rabu (7/2/2024).

“Kami memulai recovery sejak Januari 2024. Kita lihat trennya mulai meningkat, hampir kembali ke base line, momentum kita akan sangat baik bahkan melampaui kinerja selanjutnya,” ungkapnya.

Sepanjang 2023 Unilever mencatatkan penurunan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun atau turun 10,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,3 triliun.

Benjie mengatakan, pada November 2023 lalu, perusahaan berupaya untuk memastikan konsumen agar memahami informasi yang beredar secara luas, dan menepis isu - isu yang tidak benar.

BERITA REKOMENDASI

“Kita mengidentifikasi area terdampak paling buruk, di Padang yang paling negatif dan juga Aceh. Ini langkah yang penting. Kami mengidentifikasi area terdampak dan bekerja sama dengan komunitas masjid, tokoh agama untuk mengatasi sentimen ini,” jelas dia.

“Kami juga aktif melaporkan hoax atau informasi yang tersebar untuk ditake down. Yang paling penting adalah ini bukan upaya satu kali saja. Kami sudah melayani konsumen Indonesia selama 90 tahun terakhir, dan kami berusaha terus membangun dan berinovasi,” tambah dia.

Baca juga: Gotong-Royong Kemanusiaan, Baznas dan UNVR Kolaborasi Salurkan Bantuan Rp 3 Miliar

Di 2024, Benjie mengatakan masih ada dampak yang membayangi perusahaan. Tantangan yang mungkin terjadi dari eksternal geopolitik dan dampak ke konsumen akan menjadi prioritas perusahaan.

“Kami menangani misinformasi, kami memantau inflasi pada kategori tertentu. Kami juga memantau kurs dollar AS, dan Euro, serta menyiapkan berbagai macam strategi,” lanjut Benjie.

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas