Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Amankan 600 Ribu Ton Beras Impor, Targetkan Tiba di Indonesia Akhir Maret 2024

Pemerintah mengumumkan akan kembali mengimpor beras dengan kuota sebesar 3 juta ton sepanjang tahun 2024.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bulog Amankan 600 Ribu Ton Beras Impor, Targetkan Tiba di Indonesia Akhir Maret 2024
dok. Kementan
Ilustrasi. Pemerintah mengumumkan akan kembali mengimpor beras dengan kuota sebesar 3 juta ton sepanjang tahun 2024. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog telah mengamankan 600 ribu ton beras impor. Targetnya, beras impor ini bisa tiba di RI pada akhir Maret 2024.

Adapun jumlah tersebut berasal dari dua kuota impor yang berbeda.




Pertama, sejumlah 500 ribu ton dari kuota importasi tahun ini sebanyak 3 juta ton. Kedua, sejumlah 100 ribu ton dari sisa kuota importasi tahun 2023.

Jadi, bila ditotal, ada 600 ribu ton beras impor yang ditargetkan tiba di Indonesia pada akhir Maret mendatang.

Baca juga: Bos Bapanas ke Petani yang Tolak Impor Beras: Risiko Terlalu Tinggi

Hal ini dikatakan General Managr Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga Topan Ruspayandi dalam acara diskusi bertajuk "Arah Kebijakan Pangan Indonesia Pasca Pemilu 2024", Jumat (9/2/2024).

"Kita kemarin baru saja dua minggu yang lalu kita adakan lelang terbuka di Bulog. Kita mengundang puluhan eksportir dari negara-negara produsen beras. Kita kemarin sudah berkontrak 500.000 ton dan carry out yang 100.000 ton sisa (dari kuota impor 2023). Targetnya akhir Maret itu harus sudah masuk semua," ujar Topan.

BERITA TERKAIT

"Sambil berjalan ini, di hari-hari sekarang juga kita masih melakukan lelang lagi gitu ya untuk memenuhi izin impor yang sisanya di 2024," lanjutnya.

Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan akan kembali mengimpor beras dengan kuota sebesar 3 juta ton sepanjang tahun 2024.

Sebagian beras impor atau sekitar 2 juta ton ditargetkan datang pada Maret 2024.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog mengklaim impor beras dilakukan di tahun politik ini untuk mencukupi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan keperluan Bantuan Sosial.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) pun berjanji untuk langsung menyetop impor beras jika hasil panen padi dalam negeri sudah ada.

Ia mengatakan, sejatinya keputusan untuk melakukan importasi merupakan sesuatu yang pahit untuk dilakukan.

"Kalau panen, kita setop impornya. Jadi gini ya, impor itu pahit. Sekali lagi, pahit banget. Kenapa? Karena geliat ekonominya dipindah ke Thailand sama ke Vietnam (sebagai negara asal impor beras)," kata Arief kepada Tribunnews, Minggu (28/1/2024).

"Makanya cepat (tanam padinya). Ini kan lagi hujan. Hujan itu waktunya tanam. Tanam yang banyak," lanjutnya.

Ia menegaskan, kalau menanam padi sekarang, tiga bulan lagi ada hasil panennya, ia memastikan akan langsung menghentikan impornya.

"Gak usah ragu-ragu. Sampaikan, kita setop. Kita pengennya nomor satu ketersediaan pangan itu adalah produksi dalam negeri," ujar Arief.

Arief menambahkan, ketika panen raya nanti, Perum Bulog juga harus dipastikan dapat menyerap hasil panen tersebut agar harga di petani tidak jatuh.

Indonesia Kekurangan Beras

Arief sebelumnya turut mengungkap bahwa Indonesia mengalami defisit beras pada awal tahun ini.

Ia mengatakan, kekurangan beras yang dialami Indonesia pada Januari-Februari 2024 mencapai 2,8 juta ton.

"Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton. Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton," kata Arief di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/1/2024).

Arief pun mengatakan beras hasil carry over hasil importasi tahun 2023 dan hasil importasi tahun ini akan digunakan untuk mengatasi kekurangan ini.

"Kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas