Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ratusan Triliun Bansos Dikucurkan, Angka Kemiskinan Selama 12 Tahun Terakhir Hanya Turun 2 Persen

Data Badan Pusat Statistik mencatat selama kurang lebih dari 2011 hingga 2024, angka kemiskinan hanya turun sedikit, yaitu dua persen.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ratusan Triliun Bansos Dikucurkan, Angka Kemiskinan Selama 12 Tahun Terakhir Hanya Turun 2 Persen
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi menyerahkan bantuan pangan beras di gudang Bulog yang berada di Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Kelapa Gading, Jakarta. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti menilai ada yang salah dari program bantuan sosial (bansos) milik pemerintah.

Sebab, selama 12 tahun terakhir ini angka kemiskinan hanya turun dua persen, padahal sudah triliunan bansos dikucurkan oleh pemerintah.

"Angka kemiskinan turun dua persen selama kurang lebih 12 tahun, sementara bansosnya naik puluhan, malah ratusan triliun. Ini something wrong artinya," kata Esther dalam acara diskusi bertajuk "Arah Kebijakan Pangan Indonesia Pasca Pemilu 2024", Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Bansos Beras Disetop Sementara, Dilanjut Lagi Sehari Setelah Pemilu Pada 15 Februari

Ia mengatakan, data Badan Pusat Statistik mencatat selama kurang lebih dari 2011 hingga 2024, angka kemiskinan hanya turun sedikit, yaitu dua persen.

Sementara itu, angka bansos dari tahun ke tahun malah tambah besar. Bahkan, untuk tahun ini anggaran bansos sebesar Rp 496 triliun.

"Terakhir saya lihat dari nota keuangan APBN itu bansos sekitar Rp 496 triliun. Dari tahun 2009 misalnya itu hanya Rp 17 triliun, sekarang 2024 itu sekitar Rp 496 triliun," ujar Esther.

Berita Rekomendasi

Ia pun menyimpulkan bahwa solusi dari pemerintah itu lebih banyak kebijakan populis yang hanya sementara. Menurut dia, harus ada solusi yang jangka panjang.

"Artinya arah kebijakan pangan ini harus dibalikan lagi gitu ya, tidak hanya sekedar
temporer saja, tetapi ke arah solusinya jangka panjang," tutur Esther.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas