Pengusaha Teriak Beras Premium Langka di Ritel, Harga Melambung Tinggi
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia mengungkap saat ini kondisi stok beras premium mulai mengalami kelangkaan di pasar ritel modern.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan akan kembali mengimpor beras dengan kuota sebesar 3 juta ton sepanjang tahun 2024.
Sebagian beras impor atau sekitar 2 juta ton ditargetkan datang pada Maret 2024.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog mengklaim impor beras dilakukan di tahun politik ini untuk mencukupi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan keperluan Bantuan Sosial.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) pun berjanji untuk langsung menyetop impor beras jika hasil panen padi dalam negeri sudah ada.
Ia mengatakan, sejatinya keputusan untuk melakukan importasi merupakan sesuatu yang pahit untuk dilakukan.
"Kalau panen, kita setop impornya. Jadi gini ya, impor itu pahit. Sekali lagi, pahit banget. Kenapa? Karena geliat ekonominya dipindah ke Thailand sama ke Vietnam (sebagai negara asal impor beras)," kata Arief kepada Tribunnews, Minggu (28/1/2024).
"Makanya cepat (tanam padinya). Ini kan lagi hujan. Hujan itu waktunya tanam. Tanam yang banyak," lanjutnya.
Ia menegaskan, kalau menanam padi sekarang, tiga bulan lagi ada hasil panennya, ia memastikan akan langsung menghentikan impornya.
"Gak usah ragu-ragu. Sampaikan, kita setop. Kita pengennya nomor satu ketersediaan pangan itu adalah produksi dalam negeri," ujar Arief.
Arief menambahkan, ketika panen raya nanti, Perum Bulog juga harus dipastikan dapat menyerap hasil panen tersebut agar harga di petani tidak jatuh.
Baca juga: Blusukan di Pasar Palimo Palembang, Ganjar Dengarkan Keluhan Tingginya Harga Beras dan Gula
Indonesia Kekurangan Beras
Arief sebelumnya turut mengungkap bahwa Indonesia mengalami defisit beras pada awal tahun ini.
Ia mengatakan, kekurangan beras yang dialami Indonesia pada Januari-Februari 2024 mencapai 2,8 juta ton.
"Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton. Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton," kata Arief di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/1/2024).
Arief pun mengatakan beras hasil carry over hasil importasi tahun 2023 dan hasil importasi tahun ini akan digunakan untuk mengatasi kekurangan ini.
"Kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya," ujarnya.