Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tepis Kabar Program Bansos Pangan Bikin Harga Beras Melonjak, Ini Kata Erick Thohir

Erick Thohir membantah anggapan program bantuan sosial pangan telah membuat harga beras di tingkat pedagang melonjak.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
zoom-in Tepis Kabar Program Bansos Pangan Bikin Harga Beras Melonjak, Ini Kata Erick Thohir
Bambang Ismoyo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat meninjau harga beras Bulog di pusat perbelanjaan modern di kawasan Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah anggapan program bantuan sosial pangan telah membuat harga beras di tingkat pedagang melonjak.

Sebelumnya, berhembus kabar alokasi bantuan sosial pangan telah membuat stok beras menipis, dan pada akhirnya berdampak terhadap ketersediaan komoditas tersebut di pasar. Terlebih, ada pihak yang mengaitkan bansos pangan dengan kegiatan politik pada periode kampanye beberapa waktu lalu.

Menurut Erick, bansos merupakan program yang telah lama dijalankan oleh pemerintah.

Di mana, program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam hal ini adalah masyarakat yang masuk ke dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat.

Baca juga: Terjadi Kelangkaan, Toko Ritel Modern Batasi Pembelian Beras Premium Hanya Boleh 1 Kemasan 5 Kg

Sehingga, Erick menyimpulkan tak ada keterkaitan dengan dua hal tersebut.

Pernyataan ini dikatakan Erick saat meninjau harga beras Bulog di pusat perbelanjaan modern di kawasan Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Berita Rekomendasi

"Program bansos itu berjalan sudah lama. Jadi saya juga bingung kenapa mesti diributin sekarang gitu, dan saya rasa untuk orang yang tidak perlu ya mungkin gampang bicara," papar Erick.

"Tetapi kalau masyarakat yang yang di bawah yang memerlukan, masa kita setop program-program seperti ini," sambungnya.

Erick menyamakan kehadiran program bansos pangan sama halnya seperti subsidi energi yang di setiap tahunnya dianggarkan oleh Pemerintah.

Yang tujuan utamanya untuk meringankan beban ekonomi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Erick menegaskan tak pernah memberikan atau menyalurkan bansos pangan atas nama dirinya pribadi atau Kementerian BUMN.

"Kita tidak pernah, saya pribadi tidak pernah melakukan bansos. Tetapi kalau intervensi pasar murah pada saat Covid pun kita melakukan dan tidak ada yang ribut," papar Erick.

"Jadi percayalah kebijakan ini memang diambil untuk melayani masyarakat yang tadi belum mampu," pungkasnya.

Baca juga: Pedagang Pasar: Harga dan Keberadaan Beras Semakin Tak Jelas

Batasi Pembelian

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membeberkan alasan di balik pembelian beras premium di ritel modern atau toko swalayan dibatasi.

Ia mengatakan, hal ini agar distribusinya bisa berjalan merata. Adapun pembatasan ini disebut juga telah berjalan lama.

"Enggak, (sudah) dari dulu, dari beberapa bulan lalu kan udah dikerjain begitu. Dari berapa bulan lalu kan memang kita (membatasi pembeliannya per orang) 2 pack. Supaya apa? Supaya distribusinya rata," kata Arief ketika ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

Menurut dia, bila pembeliannya tidak dibatasi, ada kemungkinan konsumen bisa membeli beras dalam jumlah banyak.

"Misalnya biasa nyetok di rumah 5 kg atau 10 kg, didobelin jadi 20 kg. Kebayang enggak kalau 2 kali lipat? Buat apa juga (menyimpan beras, red) di rumah terlalu banyak? Orang barangnya ada terus kok," ujar Arief.

Seorang ibu rumah tangga tengah membeli beras premium di Hypermart Jalan Raya Margonda Depok, Senin (12/2/2024).
Seorang ibu rumah tangga tengah membeli beras premium di Hypermart Jalan Raya Margonda Depok, Senin (12/2/2024). (Nitis Hawaroh)

Eks Direktur Utama ID Food itu menyebut bahwa pemerintah tidak mengeluarkan peraturan tertulis apa-apa terkait dengan kebijakan pembatasan ini.

Kebijakan ini datang langsung dari pengusaha ritel, dalam hal ini para anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).

"Enggak ada aturan tertulis. Itu kan kebijakan dari APRINDO juga. APRINDO ini kan juga perlu mengatur stoknya. Jangan nanti diambil 1-2 orang, ya habis itu (stoknya), yang lain enggak dapat," kata Arief.

Sebelumnya, berdasarkan pantaun Tribunnews, di Hypermart Jalan Margonda Raya, Depok Jawa Barat, sejumlah beras masih tersedia. Namun, beras premium lebih sedikit dibandingkan dengan beras lainnya.

Beras premium merek Hoki dan Setra Ramos cap Topi Koki dibatasi pembeliannya maksimal 1 pack per orang. Kebijakan ini juga berlaku bagi seluruh beras yang tersusun rapih di rak Hypermart yaitu beras Setra Ramos cap Anak Raja maupun beras Long Grain milik Hypermart.

Seorang pramuniaga Hypermart mengatakan, kebijakan pembatasan pembelian beras ini sudah berlaku sejak 28 Desember 2023 lalu. Hal itu dilakukan lantaran stok beras premium sudah mulai langka.

"Dari 28 Desember 2023. Jadi semua beras maksimal beli 1 pack. Tadinya maksimal 2, sekarang jadi 1," ujarnya saat ditemui Tribunnews di Hypermart Depok, Senin (12/2/2024).

Harga beras premium yang dijual Hypermart tidak mengalami kontraksi kenaikan. Hanya perubahan kebijakan pembelian dari maksimal 2 pack per orang menjadi 1 pack.

"Harganya enggak naik sih, cuman kebijakan pembeliannya saja yang berubah," jelasnya.

Adapun sebelumnya APRINDO mengungkap beras premium kemasan 5 kilogram (kg) mulai mengalami kelangkaan di pasar ritel modern.

Pengusaha ritel kesulitan mendapatkan beras premium lokal kemasan 5 kilogram lantaran keterbatasan suplai dari supplier.

Beras SPHP Bulog Mulai Langka

Beras medium program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai susah dicari, bahkan di pasar ritel modern mengalami kelangkaan.

Pengamatan Tribunnews di Alfamart Jalan Margonda Raya Depok, beras SPHP Bulog sudah tidak ada sejak tiga Minggu yang lalu atau akhir Januari 2024. Bahkan, beras jenis lain pun tak nampak satupun di rak-rak besi outlet Alfamart.

Pramuniaga toko Alfamart mengatakan, seluruh jenis beras baik SPHP maupun yang premium sudah sulit ditemukan bahkan di seluruh outlet Alfamart. Kehadiran beras SPHP di outletnya itu terakhir di awal Januari 2024.

Baca juga: Serikat Buruh: Ibu-Ibu Ngeluh Harga Beras Rp 17.000 per Kg, Ini Bisa Meledak Terkait Urusan Perut

"Hampir tiga Minggu semua beras kosong semua toko, enggak bakal ada. Kosong dari supplier nya," kata pramuniaga Alfamart saat ditemui Tribunnews, Senin (12/2/2024).

"Beras lagi kosong semua. Awal Januari masih ada," imbuhnya menegaskan.

Sementara itu, pantauan Tribunnews di Hypermart Jalan Margonda Raya Depok, beras medium SPHP Bulog juga mengalami kelangkaan alias stoknya sudah habis.

"Kosong, kemarin sih masih ada. Sekarang sudah habis," ujar pramuniaga Hypermart Depok, saat ditemui Tribunnews, Senin.

Beras yang dijual ritel modern itu hanya beras merek Setra Ramos Putih Pulen Rp 63.390 per 5 kilogram (Kg). Beras Setra Ramos cap Anak Raja Rp 54.500 per 5 kg.

Beras Setra Ramos Premium cap Topi Koki Rp 69.500 lalu Beras long grain Hypermart Rp 139.000 per 5 kg dan Beras pandan wangi Rp 94.500 per 5 kg.

Bahkan, Hypermart menerapkan kebijakan pembelian beras maksimal 1 pack per orang untuk seluruh jenis beras. Aturan ini sudah berjalan mulai 28 Desember 2023 lalu.

Bapanas Gelontorkan Beras Premium

Di sisi lain, Bapanas akan menggelontorkan beras medium Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) sebanyak 100 ribu ton ke pasar ritel modern.

Kepada Bapanas/NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, pasokan beras SPHP ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kita akan gelontorkan di atas 100 ribu ton, atau bisa lebih jika diperlukan. Sesuai kebutuhan," jelas Arief kepada Tribunnews, Minggu (11/2/2024).

Berdasarkan data yang diterima Tribunnews, pasokan beras SPHP itu mulai disalurkan pada Rabu (7/2) di Sukoharjo Jawa Tengah, kemudian Kamis (8/2) di Pati Jawa Tengah dan pasokan di hari ini yaitu di Pekalongan Jawa Tengah kemudian Gorontalo.

Untuk informasi, harga beras premium saat ini naik dan stoknya mulai langka di pasar ritel modern. Untuk menyiasatinya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mandey meminta relaksasi HET beras agar mampu menekan harga beras premium yang tengah naik dan stok yang mulai langka di pasar ritel modern.

Sementara itu, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menolak permintaan pengusaha ritel merelaksasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah bahan pokok untuk sementara waktu, salah satunya beras.

Arief menyebut bahwa merelaksasi HET bukanlah solusi untuk berbagai masalah tersebut. Hal yang harus dibenahi adalah produksinya.

"HET bukan solusinya. Solusinya ada di produksi," kata Arief kepada Tribunnews, Sabtu (10/2/2024).

Ia mengatakan, saat ini ada beberapa hal yang sedang dijalankan pemerintah guna mengatasi kesediaan beras yang mulai langka.

Pertama, mempercepat proses bongkar muat kapal beras impor di beberapa pelabuhan. Kemudian, menyuplai 200 ribu ton beras komersial dari Bulog ke ritel, termasuk 50 ribu ton ke Food Station/PIBC atas permintaan Gubernur DKI Jakarta dengan BUMD pangannya.

Lalu, menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara terus menerus ke pasar tradisional dan retail modern.

"Gerakan Pangan Murah (GPM) Nasional terus dikerjakan dan bantuan pangan beras yang akan dimulai kembali 15 Februari 2024," ujar Arief.

"Jadi kenapa kita jalankan GPM, SPHP dan bantuan pangan? Karena Pemerintah hadir untuk masyarakat yang sedang memerlukan dan tidak ada agenda politisasi Pemilu," lanjutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas