Terjadi Kelangkaan, Toko Ritel Modern Batasi Pembelian Beras Premium Hanya Boleh 1 Kemasan 5 Kg
Beras premium merek Hoki dan Setra Ramos cap Topi Koki dibatasi pembeliannya maksimal 1 pack per orang.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengungkap, beras premium kemasan 5 kilogram (kg) mulai mengalami kelangkaan di pasar ritel modern.
Pengusaha ritel kesulitan mendapatkan beras premium lokal kemasan 5 kilogram lantaran keterbatasan suplai dari supplier.
Pantauan Tribunnews di Hypermart Jalan Margonda Raya, Depok Jawa Barat, sejumlah beras masih tersedia. Namun, beras premium lebih sedikit dibandingkan dengan beras lainnya.
Beras premium merek Hoki dan Setra Ramos cap Topi Koki dibatasi pembeliannya maksimal 1 pack per orang.
Baca juga: Pedagang Pasar: Harga dan Keberadaan Beras Semakin Tak Jelas
Kebijakan ini juga berlaku bagi seluruh beras yang tersusun rapih di rak Hypermart yaitu beras Setra Ramos cap Anak Raja maupun beras Long Grain milik Hypermart.
Seorang pramuniaga Hypermart mengatakan, kebijakan pembatasan pembelian beras ini sudah berlaku sejak 28 Desember 2023 lalu. Hal itu dilakukan lantaran stok beras premium sudah mulai langka.
"Dari 28 Desember 2023. Jadi semua beras maksimal beli 1 pack. Tadinya maksimal 2, sekarang jadi 1," ujarnya saat ditemui Tribunnews di Hypermart Depok, Senin (12/2/2024).
Harga beras premium yang dijual Hypermart tidak mengalami kontraksi kenaikan. Hanya perubahan kebijakan pembelian dari maksimal 2 pack per orang menjadi 1 pack.
"Harganya enggak naik sih, cuman kebijakan pembeliannya saja yang berubah," jelasnya.
Sebelumnya, pada Oktober 2023 lalu pemerintah membatasi pembelian beras di pasar ritel modern maksimal 2 pack per orang. Aturan ini berlaku hanya untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan oleh Perum Bulog.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, beras SPHP yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini merupakan strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan penyaluran sehingga masyarakat dapat lebih mudah memperolehnya.
"Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," kata Arief dalam keterangannya, Selasa (3/10/2023).
"Perlu dipahami beras SPHP ini berasal dari CBP yang digelontorkan secara luas ke masyarakat demi stabilisasi pasokan dan harga. Ini juga merupakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar beras pemerintah disalurkan secara masif," imbuhnya.
Arief mengatakan pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern merupakan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak.
Dia memastikan stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak El Nino.
"Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per Kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium," ucap dia.
"Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal," sambungnya.