Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Terungkap, Pasokan Beras SPHP Bulog ke Ritel Modern Ternyata Sempat Tak Lancar Akibat Dipakai Bansos

Aprindo berharap Perum Bulog bisa konsisten mengguyur gerai ritel dengan beras SPHP.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Terungkap, Pasokan Beras SPHP Bulog ke Ritel Modern Ternyata Sempat Tak Lancar Akibat Dipakai Bansos
Nitis Hawaroh
Seorang ibu rumah tangga tengah membeli beras premium di Hypermart Jalan Raya Margonda Depok, Senin (12/2/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengungkap pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog ke gerai ritel modern sempat terkendala.

Menurut Ketua Umum APRINDO Roy Mandey, pasokan beras SPHP ke ritel modern terkendala akibat penyalurannya diprioritaskan untuk bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan beras.

"Ada beberapa peritel yang kosong itu karena memang tidak tersuplai dengan lancar yang SPHP," kata Roy kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Bulog Kebut Pengadaan 200 Ribu Ton Beras dari Thailand dan 1 Juta dari China

"SPHP kemarin kan ada prioritas bansos. Pemerintah harus tetap memberikan (bantuan beras ke) 22 juta masyarakat itu kan yang 10 kilo (per keluarga)," lanjutnya.

Ia mengatakan, ritel modern sejatinya masih bisa menjual beras premium yang selama ini dijual.

Jadi, tak masalah jika beras SPHPnya datang tak sesuai jumlah yang ditentukan. Terlebih, beras SPHP yang berasal dari impor ini, belum semuanya masuk Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

Namun, saat sekarang harga beras premium melonjak tinggi, beras SPHP jadi andalan. Roy pun menyebut jumlah beras SPHP yang dipasok ke retail modern harus ditingkatkan lagi.

"Nah kita kemarin memang sudah dapat SPHP, tetapi ada proses di mana beras impor belum datang, sehingga kita harus agak kurang-kurang sedikit juga lah. Toh masih ada premiumnya. Maksudnya kan begitu," ujar Roy.

"Tapi begitu premiumnya naik, wah kebingungan kan. (Stok) SPHP-nya mesti dinaikin lagi (karena harga beras) premium naik. Nah, mau enggak mau SPHP dari bulog sekarang ditingkatin tadi," sambugnya.

Ia pun berharap Perum Bulog bisa konsisten mengguyur gerai ritel dengan beras SPHP.

Di tengah kelangkaan beras seperti saat ini, menurut Roy, penting untuk Bulog tetap lancar mengguyur beras SPHP ke gerai ritel modern.

"Kalau enggak ada beras premium kemasan, masih ada SPHP dan itu sebenarnya premium kualitasnya kan. Jadi oke aja masyarakat," kata Roy.

Dia bilang, jangan sampai rak beras di gerai ritel modern itu kosong, sebab itu bisa menimbulkan pikiran masyarakat untuk melakukan "panic buying".

"Jangan sampai raknya kosong aja. Kalau rak kosong itu yang membuat masyarakat, 'Wah, kalau gitu kita mesti cari beras banyak.' Nyimpen (karena panik buying)," tutur Roy.

Adapun Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi telah mengatakan, pihaknya bersama semua stakeholder pangan akan segera menggelontorkan beras ke berbagai lini pasar.

Ini merupakan perintah dari Presiden Jokowi agar masyarakat kembali bisa berbelanja beras dengan tenang dan bijak sesuai kebutuhan.

Jokowi telah memerintahkan agar semua pihak terkait bisa mengonversi beras 5 kg, lalu segera kirim ke pasar tradisional dan pasar ritel modern.

Arief juga diperintah untuk membereskan stok di Pasar Induk Beras Cipinang karena stoknya yang melimpah, sedangkan stok di pasar ritel modern malah sedikit.

"Jadi semua elemen ekosistem beras nasional, mulai dari penggiling padi, pedagang termasuk ritel, BUMN, dan BUMD, kita akan cetak ke 5 kg, kita akan percepat,” ujar Arief.

Ia mengatakan, sekarang yang dipercepat pihaknya adalah mencetak beras kemasan 5 kg lalu kirim ke pasar, baik dalam bentuk beras SPHP maupun komersial.

"Komersialnya nanti Food Station, SPHP itu Bulog. Untuk yang komersial akan dikerjakan oleh Food Station bersama penggiling padi yang lain. Lalu untuk SPHP, nanti Bulog juga dibantu oleh teman-teman yang punya rebagging (pengemasan ulang),” ujar Arief.

Beras komersial pun telah disiapkan sebanyak 200 ribu ton. Khusus untuk Jakarta, sesuai permintaan dari Pj Gubernur DKI Jakarta dan Dirut Food Station, diberikan 50 ribu ton.

"Jadi silahkan Bapak Dirut Food Station menyiapkan beras komersial untuk dikirimkan ke seluruh modern market yang ada di Jabodetabek," tutur Arief.

"Bulog juga akan menyiapkan distribusi beras dari pelabuhan langsung ke Food Station. Ini tidak boleh ditunda lama-lama,” sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas