Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Penyebab Beras Premium Langka, Salah Satunya Pengusaha Ritel Ogah Jual

Harga beras premium di produsen atau dari pemasok berasnya sudah jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Mendag Zulkifli Hasan Ungkap Penyebab Beras Premium Langka, Salah Satunya Pengusaha Ritel Ogah Jual
Tribunnews/Dennis
Penjualan beras di gerai Family Mart, Selasa (13/2/2024). Harga beras premium di produsen atau dari pemasok berasnya sudah jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebaradaan beras premium kini tengah menjadi sorotan.

Stoknya di gerai ritel modern mengalami kelangkaan. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pun membeberkan alasannya.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, pengelola gerai ritel modern tak lagi menjualnya karena harga di produsen atau dari pemasok berasnya sudah jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Ini (ritel modern) enggak ambil karena beras premium itu harganya tinggi," katanya ketika ditemui usai meninjau stok dan harga beras SPHP di Transmart Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Baca juga: Beras Premium Langka dan Mahal, Mendag Zulkifli Hasan Ajak Masyarakat Beralih ke Beras SPHP

Ia mengatakan, harga beras premium di produsen sudah melewati HET-nya sebesar Rp 69.500 per 5 kilogram (kg). Jadi, pengeloa ritel tidak mengambilnya.

"Ada yang (dijual produsen) Rp 72 ribu per 5 kg, ada yang Rp 80 ribu, sementara HET-nya masih Rp69.500. Maka ritel modern tidak menjual premium," ujar Zulhas.

Berita Rekomendasi

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu kemudian menjelasken alasan di balik harga dari produsen sudah kelewat melampaui HET.

Dia bilang, mundurnya masa panen mengakibatkan stok beras premium tidak seperti dulu.

Mundurnya masa panen ini karena El Nino yang sempat melanda RI.

"El Nino kan harusnya kita bulan 12 (Desember 2023) panen, ini enggak panen. Harusnya bulan Januari panen, ini enggak panen. Panennya nanti (baru) Maret dan bulan Mei kalau enggak salah. Jadi bulan depan mulai ini," ujar Zulhas.

"Sehingga (sekarang) barangnya kurang kan? Karena barang kurang, harganya naik," lanjutnya.


Ia mengatakan jalan keluar dari kelangkaan dan kenaikan harga beras premium di ritel modern adalah beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog.

Zulhas memastikan stok beras SPHP punya Bulog aman dan tidak ada masalah.

Adapun satu masalah yang masih kerap ditemukan adalah lama proses pengepakannya, sehingga berdampak pada proses pengiriman ke gerai ritel modern.

"Enggak ada masalah. Memang kadang-kadang permintaan di sini dua hari habis, telat datangnya (lagi) karena problemnya itu dibagi 5 kilogram dikantongi kan? Nah, karena ini permintaannya banyak, ngantongnya itu kadang-kadang kalah waktu. Ini yang perlu dipercepat," ujar Zulhas.

Adapun Perum Bulog telah memastikan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) cukup untuk berbagai program seperti beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan.

Ia mengatakan, stok CBP sebanyak 1,18 juta ton cukup kalau misalnya SPHP ingin didobelkan, juga apabila ada tambahan bantuan pangan sampai dengan Maret-April.

Bayu juga mengatakan, jika pengusaha ritel ingin meminta diguyur beras SPHP berapapun jumlahnya, Bulog siapa menyediakannya.

"SPHP boleh ambil berapa saja. Retail modern mau ngambil SPHP ke Bulog berapa saja," ujar Bayu, Selasa (13/2/2024).

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya telah mengungkap Pemerintah akan mendistribusikan beras melalui program SPHP sebanyak 250 ribu ton di tingkat pedagang pasar maupun retail modern.

Bayu bilang, angka tersebut hanya ancar-ancar saja. Jika peritel menginginkan lebih dari itu, ia memastikan Bulog menyanggupinya.

"Itu bahkan kalau misalnya targetnya 250 ribu terlewati, tidak apa-apa. Pak Erick udah bilang 250 ribu ton kan? Kemarin udah diomongin oleh beliau. Itu inisial saja. Ancar-ancar. Tapi kalau ternyata kebutuhannya lebih dari itu, boleh. Silakan," ujar Bayu.

"Cuma, kita di Bulog bisa menyalurkan kalau diminta. Kalau enggak diminta, ya enggak bisa," lanjutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas