Kementerian ESDM Sebut Harga BBM Berpotensi Naik pada 1 Maret 2024
Naiknya harga minyak dunia karena adanya kekhawatiran pasokan yang masih ada akibat ketegangan di Timur Tengah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi bakal naik pada bulan depan, yakni per 1 Maret 2024.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji mengatakan, prediksi tersebut tercermin dari tren harga minyak dunia yang tengah mengalami peningkatan.
"Kalau saya cermati harga minyak naik lagi, kayaknya mau ke sana (meningkat)" ucap Tutuka saat ditemui di Area Perkantoran Lemigas, Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Baca juga: Harga BBM Pertamina Se-Indonesia Hari Ini, 19 Februari 2024: Pertamax Dijual Rp 12.950 per Liter
Menurut Tutuka, melonjaknya harga minyak dunia disebabkan adanya konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah. Konflik tersebut mempengaruhi suplai logistik minyak global.
"Karena intensitas Timur Tengah masih tinggi karena mengganggu logistik, jadi akhirnya terpengaruh," papar Tutuka.
Sebagai informasi, harga minyak mentah Brent ditutup menguat. Menguatnya komoditas tersebut karena adanya kekhawatiran pasokan yang masih ada akibat ketegangan di Timur Tengah.
Pada Senin (19/2/2024) harga minyak mentah Brent tercatat 83,56 dolar AS per barel.
"Jadi memang perlu dicermati saya setuju karena harga minyak cenderung naik terus," pungkas Tutuka.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tidak melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada awal Februari 2024.
Keputusan Pertamina ini berbanding terbalik dengan sejumlah kompetitornya seperti BP-AKR hingga Shell yang justru menaikkan harga produk BBM mereka.
Ditahannya harga BBM nonsubsidi Pertamina di saat 2 pekan menjelang agenda Pemilu 2024.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, keputusan untuk tidak menaikkan harga BBM non subsidi merupakan upaya untuk menjaga stabilitas dan daya beli masyarakat.
Kenaikan BBM saat ini akan membuat naiknya inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat.
Hal ini disampaikan Erick terkait dengan langkah Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM nonsubsidi, di saat SPBU kompetitor di dalam negeri menaikkannya.
"Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga BBM tentu baik untuk menjaga stabilitas dan juga daya beli masyarakat,” kata Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Dijelaskannya, kenaikan BBM saat ini bisa memunculkan efek ganda pada perekonomian nasional. Kenaikan harga BBM akan menaikkan angka inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.
Disinilah, menurut Erick, Pertamina sebagai BUMN memiliki peran penting kepada masyarakat.
“Pertamina juga sudah melakukan efisiensi dalam proses bisnisnya sehingga bisa menghasilkan BBM dengan harga terbaik," kata Erick menjelaskan.