Pengamat: Kenaikan Harga Beras Dongkrak Biaya Hidup dan Inflasi
Beras merupakan salah satu komoditas pokok yang menyumbang 3 persen pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung inflasi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan harga beras menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap inflasi dan daya beli masyarakat.
Menurut Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi, jika harga beras terus naik, maka biaya hidup secara keseluruhan akan meningkat.
"Ketika harga beras naik, biaya produksi makanan juga cenderung meningkat karena beras menjadi bahan baku dalam banyak produk makanan," kata Azizah dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (20/2/2024).
Baca juga: Pimpinan Komisi VI DPR Minta Impor Beras Jangan Sampai Rugikan Petani
Ia mengatakan, kenaikan biaya produksi ini dapat menyebabkan naiknya harga-harga lainnya karena produsen akan menaikkan harga produk mereka untuk menutupi biaya tambahan.
Lalu, kenaikan harga beras juga akan berdampak pada peningkatan tingkat inflasi.
Beras merupakan salah satu komoditas pokok yang menyumbang 3 persen pada Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung inflasi.
Beras sudah sejak lama berkontribusi pada angka inflasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2023 menunjukkan beras sebagai komoditas penyumbang utama andil inflasi.
Beras memiliki andil sebesar 0,18 persen dalam inflasi month to month, dan 0,55 persen dalam inflasi year on year.
Komoditas yang satu ini kembali mengalami inflasi sebesar 0,64 persen (month-to-month/mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen pada Januari 2024.
Azizah juga menilai daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah, juga akan semakin menurun karena mahalnya harga beras ini.
"Pemutusan hubungan kerja di beberapa sektor diperkirakan juga menambah berat beban pengeluaran mereka," ujarnya.
Adapun kenaikan harga beras dan komoditas pangan lain umumnya sudah terjadi sejak September 2023 dengan harga 12.685 dan pada Februari 2024 naik hingga harga 13.187 menjelang Bulan Ramadan dan Idulfitri.
“Kenaikan harga beras salah satunya dikarenakan oleh minimnya ketersediaan yang diakibatkan oleh musim panen, dan cuaca," kata Azizah.
"Di tengah fluktuasi harga yang kian meningkat, saat ini stabilisasi harga harus menjadi fokus utama untuk menghindari peningkatan inflasi,” lanjutnya.
Menurut panel harga PIHPS pada 14 Februari, harga beras medium II naik sebesar 6,25 persen atau Rp 900/kg menjadi Rp 14.250/kg jika dibandingkan dengan harga Januari 2024.
Menurut data yang dihimpun oleh CIPS dalam Food Monitor, harga pada hari pemilihan umum (pemilu) kemarin lebih mahal sebesar 15.41 persen dari harga rata-rata pada bulan Februari tahun lalu.