Indonesia Kekurangan Tenaga Lighting Profesional, Ini Upaya Para Praktisi dan Industri Pendukung
Pelatihan selama 3 hari ini diselenggarakan komunitas para penata cahaya bernama Pecahin, guna menghadirkan tenaga kerja di bidang tata cahaya
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Indonesia Kekurangan Tenaga Lighting Profesional, Ini Upaya Para Praktisi dan Industri Pendukung
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi yang mencatatkan tren positif pasca pandemi ini membuat berbagai kegiatan di industri hiburan seperti konser musik, seni teater hingga aktivitas event perusahaan menggeliat kencang
Di Jawa Barat saja, dalam sebulan terselenggara 500 event besar dan kecil.
Beragam kegiatan ini amat membutuhkan dukungan lighting atau tata cahaya untuk mendukung performance di panggung menjadi optimal.
Namun sayangnya, Indonesia mengalami kekurangan sumber daya manusia (SDM) profesional di bidang lighting ini. Sampai-sampai harus ada yang bersekolah atau mengikuti short course tentang dunia lighting ini di luar negeri.
Baca juga: Dorong Kreativitas Digital, Epson Kenalkan Lighting Projector LightScene Terbaru
Para praktisi dunia hiburan dan event serta industri pendukungnya melihat fenomena ini dengan berinisiatif menyelenggarakan pelatihan singkat tentang dunia lighting bekerja sama dengan komunitas di berbagai daerah.
Terbaru, mereka menyelenggarakan kelas pelatihan Tata Cahaya dan Pelatihan Dasar Konsol Grandma 3 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024 berkolaborasia dengan PT Inti Megah Swara (IMS).
Pelatihan selama 3 hari ini diselenggarakan komunitas para penata cahaya bernama Pecahin.
Iwan Hutapea dari komunitas Pecahin mengatakan, Pecahin merupakan komunitas para penata cahaya yang didirikan tahun 2016 oleh beberapa praktisi penata cahaya atas kerinduan mereka untuk belajar lebih dalam lagi tentang dunia tata cahaya.
"Sejak awal 2000 perkembangan dunia hiburan di Indonesia baik theater, konser maupun corporate event sangat besar. Namun tenaga penata cahaya yang ada masih sedikit sekali. Sementara kebutuhan dunia usaha sangat tinggi," ujar Iwan Hutapea di Konferensi Pers Kelas Pecahi tentang Tata Cahaya dan Pelatihan Dasar Konsol Grandma 3 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.
Dia mengatakan para praktisi inilebih banyak terkonsentrasi di teater-teater dan institusi seni sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha.
Sementara, keinginan dari para pelaku usaha dan pengusaha rental lighting cukup tinggi namun belum menemukan tempat belajar yang tepat. "Ada yang sampai harus kuliah atau menempuh short course di luar negeri," kata dia.
"Di Jawa Barat saja, dalam 1 bulan terdapat 500an event kecil dan besar yang membutuhkan dukungan peralatan dan tenaga lighting," bebernya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.