Luhut Senang Dapat Kabar China Tetap Akan Bangun Pabrik Petrokimia di RI
Luhut Binsar Pandjaitan membagikan kabar bahwa investor dari China akan tetap melanjutkan pembangunan pabrik petrokimia di Indonesia.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membagikan kabar bahwa investor dari China akan tetap melanjutkan pembangunan pabrik petrokimia di Indonesia.
Mulanya ia mengatakan bahwa investor yang masih "wait and see" karena proses pemilihan presiden (pilpres) di RI, kini sudah mulai berkabar kembali kepada dirinya.
"Mereka (investor) menanti-nanti, tetapi kemarin saya dapat beberapa telepon yang menyampaikan selamat bahwa pilpres di Indonesia salah satu pilpres mungkin yang terbesar di dunia, hampir 834 ribu lebih polling station," ujar Luhut dalam unggahan di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Makin Lengkap! BRImo Hadirkan Fitur Investasi Emas
Luhut kemudian mengatakan bahwa investasi yang akan masuk ke RI masih banyak sekali, sehingga ia optimis target investasi tahun ini sebanyak Rp 1.650 triliun tetap akan tercapai.
"Nah mengenai investasi, itu saya lihat sangat banyak sekali, dan target kita Rp1.650 triliun itu saya kira enggak ada masalah," kata Luhut.
Ia pun membeberkan bahwa China yang tengah mengalami kesulitan dalam perekonomiannya, tetap akan membangun pabrik petrokimia di Indonesia.
"Kemudian yang saya senang lagi, walaupun di Tiongkok (mengalami kesulitan ekonomi), semua dunia ya mengalami ekonomi agak sulit, petrochemical mereka yang akan dibangun, akan tetap dilanjutkan," tutur Luhut.
Ia mengatakan, investor dari China sudah memberi lampu hijau bahwa pembangunan pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara) itu akan berlanjut.
"Nah itu saya bilang tadi, yang tadi petrochemical di Kaltara, angkanya mereka sudah dikasih green light untuk masuk ke Indonesia," ujar Luhut.
Saat ini, ia mengatakan pemerintah RI sedang menunggu tindak lanjut dari investor China terse.
Luhut pun meminta agar tidak ada lagi hal-hal lain yang bisa menggangu jalan masuknya investasi ini setelah perhelatan Pilpres berakhir.
"Tinggal kita tunggu. Jangan sampai ada macam-macam lagi di depan," tuturnya.
Sebelumnya, dikutip dari Kontan.co.id, pada akhir Juli 2022, Luhut bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke China.
Salah satu hal yang dilakukan Luhut dan Retno adalah bertemu dengan sejumlah investor China.
Retno mengatakan, pada tanggal 25 Juli dirinya bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah melakukan pertemuan dengan beberapa investor China.
Antara lain, Tongkung Holding Group Cold, dan Shin Feng Ming Holding Group Cold untuk membahas pengembangan di bidang pembangunan mata rantai petrokimia di Kalimantan Utara
"Pembicaraan Menko Maritim dan Investasi dengan perusahaan perusahaan tersebut sudah cukup detail dan sekali lagi tampak komitmen kuat para investor RRT untuk memperkuat investasi berkualitas di Indonesia yang saling menguntungkan,” jelas Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (27/7/2022).