Catat Rekor Sepanjang Sejarah, Harga Beras Premium Tembus Rp18 Ribu/Kg
Harga beras terus melonjak. Bahkan harga beras premium kini sudah menembus Rp18 ribu per kilogram
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras terus melonjak. Bahkan harga beras premium kini sudah menembus Rp18 ribu per kilogram. Ini menjadi harga tertinggi sepanjang sejarah. Padahal bulan ramadan masih cukup jauh.
"(Beras) medium memang masih ada yang Rp 13.000, ada Rp 14.000, ada juga yang jual 15.000. Tetapi akumulasinya sekitar Rp 14.000. Kalau premium, lokal, itu di atas Rp16.000, Rp17.000. Ada yang jual Rp18.000. Rata-rata (beras premium) kalau diakumulasi Rp16.000 sampai Rp 17.000 per kilo," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri di Jakarta, Sabtu (24/2).
Mansuri menyebut harga beras premium di level Rp 18.000 ini menjadi harga tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Menurutnya, belum pernah harga beras di Indonesia mencapai level tersebut.
Baca juga: Bulog Klaim Sudah Salurkan Beras SPHP ke Ritel Modern dan Pasar Tradisional
"Ini (harga beras premium) tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Belum pernah terjadi dalam sejarah harga beras Rp 18.000, belum pernah. Harga beras itu Rp8.000, Rp9.000, tertinggi Rp10.000," tambahnya.
Tak hanya harga yang melonjak, para pedagang kini juga saat ini kesulitan mendapatkan stok beras premium karena belum adanya panen, sehingga pasokan di penggilingan juga minim.
"Nyari barangnya (beras) sulit karena memang nggak ada. Dari penggilingan nggak ada, dari pabrik lokal nggak ada. Harganya juga sudah tinggi," jelasnya.
Mansuri khawatir karena terlambatnya masa panen ini akan mengerek harga beras lebih tinggi lagi. Apalagi, sudah menjelang ramadan yang biasanya permintaan sangat tinggi.
"Bukan ada potensi lagi, sangat berpotensi ramadan ini kita bisa mengalami persoalan beras yang kedua. Karena apa? Karena kita akan panen raya mundur, paling April, bahkan bisa setelahnya," tuturnya.
Melonjaknya harga beras tak hanya dirasakan pedagang pasar, tapi juga berdampak ke tingkat konsumen seperti pedagang makanan maupun konsumen rumah tangga.
Annisa, penjual warung nasi di Palmerah, Jakarta Barat mengaku ikut terimbas naiknya harga beras.
Ia mengaku keuntungannya makin berkurang karena harga beras terus melonjak ditambah kenaikan komoditas pangan lainnya.
Baca juga: Jokowi: Kalau APBN Longgar Bansos Beras akan Dilanjut Setelah Juni
"Beras yang biasanya Rp12 ribu per liter sekarang sudah Rp15 ribu. Kalau dinaikkan kasihan pembeli, akhirnya keuntungannya jadi berkurang," katanya.
Sekjen IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan dengan minimnya ketersediaan jumlah beras premium, maka gejolak atau tren mahalnya beras premium masih akan terus berlangsung.
Saat ini saja kenaikan harga beras sudah mencapai 20 persen lebih dibandingkan tahun lalu.