Gandeng Universitas Pertahanan, Ini Strategi Mentan untuk Antisipasi Dampak el Nino
Andi Amran Sulaiman tak ingin air hujan yang jatuh di Indonesia mengalir begitu saja ke lautan.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tak ingin air hujan yang jatuh di Indonesia mengalir begitu saja ke lautan.
Amran ingin memanfaatkan aliran air tersebut melalui penerapan pompanisasi. Ini juga merupakan satu dari sekian bentuk mengantisipasi dampak El Nino.
Baca juga: Imbas El Nino Dahsyat, Mentan Ungkap Luas Tanam RI Turun Hingga 30 Persen
"Kata kuncinya adalah jangan biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia kemudian mengalir ke lautan tanpa jadi apa-apa. Semua air hujan yang jatuh di bumi Indonesia kita pompa dan menjadi pangan. Itu mimpi kita. Itu mimpi besarnya pertanian," kata Amran di kantornya, Selasa (27/2/2024).
Pompanisasi dilakukan dengan berkolaborasi bersama Universitas Pertahanan (Unhan). Menurut Amran, pompanisasi sangat penting untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Adapun kolaborasi ini juga akan menerapkan teknologi baru untuk sumber air dangkal atau air tanah yang sulit dijangkau.
Amran mengatakan, pompanisasi ini dipersiapkan untuk musim paceklilk mendatang, yaitu pada periode Juni hingga Oktober.
Alasan mengapa pompanisasi tidak dipersiapkan untuk panen raya dalam waktu dekat karena Amran mengklaim kondisinya sudah aman.
Baca juga: Mitigasi Dampak El Nino, FAO dan Kementan Akan Bangun Sistem Peringatan Dini
"Ini kita persiapkan di musim paceklik karena ada dampak El Nino sebelumnya, sehingga ini kita harus tutupi. Jadi, di masa paceklik kita harus tingkatkan indeks pertanaman," kata Amran.
"Caranya dengan pompanisasi, gerak bendungan kita optimalkan, kemudian lahan rawa kita optimasi," lanjutnya.
Upaya pompanisasi yang dilakukan saat ini disebut sudah teruji di lahan seluas 1.000 hektar di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta, dan memakan biaya Rp 14 miliar.
Pompa dan pipa yang sudah dibangun di kawasan Gunungkidul saat ini sudah mencapai 90 persen dan dapat mengairi seluruh area persawahan.
Dengan bantuan Unhan, pompanisasi yang telah dilakukan di Gunungkidul akan dilanjutkan untuk 10 ribu hektar lainya.
Amran menargetkan 1 juta hektar lahan di Indonesia bisa diterapkan pompanisasi. Rinciannya, 500 ribu hektar di Jawa, 500 ribu hektar sisanya di luar Jawa.
Pompanisasi untuk yang di luar Jawa akan difokuskan ke kawasan lumbung pangan RI, di antaranya Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.