Kemenko Marves: Investor Pro Pengurangan Emisi Karbon Harus Didukung
Indonesia mempunyai potensi besar dalam ekosistem CCS global dan memiliki ambisi menjadi pusat CCS regional.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendukung investasi berkelanjutan yang fokus kepada pengurangan emisi karbon.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon di seluruh sektor dengan memanfaatkan tempat penyimpanan karbon strategis di Indonesia didorong oleh perkembangan kebijakan yang terus disempurnakan dan kolaborasi internasional untuk mendukung implementasi Carbon Capture and Storage(CCS).
"Investasi berkelanjutan dengan fokus pada pengurangan emisi karbon harus didukung dan pemerintah berkomitmen untuk itu,"kata Jodi dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Senin (4/3/2024).
Baca juga: Pertamina Upayakan Kurangi Jejak Karbon dengan Daur Ulang Botol Plastik
Sementara itu Founder and CEO Energy Academy Indonesia(ECADIN), Desti Alkano mengatakan bahwa CCS merupakan rantai nilai yang kompleks dan menangkap karbon bukanlah komoditas yang dapat dijual dengan mudah di pasar seperti halnya batu bara, minyak, atau gas.
Sehingga kata dia adanya kebijakan yang kuat adalah kunci utama dalam pengembangan dan kemajuan CCS.
Desti melanjutkan Workshop Carbon Capture and Storage (CCS) kedua yang digelar 28-29 Februari 2024 lalu merupakan kelanjutan dari seri pertama di bulan November 2023, berfokus pada diskusi tentang perkembangan teknologi, keekonomian, dan kebijakan terkait CCS di tingkat global dan regional Asia Tenggara.
Dalam Workshop tersebut, Energy Academy Indonesia (ECADIN) bekerja sama dengan Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) di bawah Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Global Carbon Capture and Storage Institute (GCCSI).
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 130 pemangku kepentingan baik dari pembuat kebijakan, industri, dan badan riset yang terlibat dalam rantai nilai teknologi dan ekonomi CCS.
"Agenda ini merupakan wadah berbagi pengetahuan dan tempat untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem CCS demi pengurangan emisi karbon," katanya.
Direktur Indonesia CCS Center, Dr. Belladonna T. Maulianda sempat berbincang dengan perwakilan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia.
Mereka membicarakan mengenai kebijakan-kebijakan untuk mendukung CCS. Selain itu, berbagai proyek dan aplikasi CCS yang sangat menarik, baik di Indonesia maupun internasional, didiskusikan oleh perwakilan PT Kilang Pertamina Indonesia, PT Thyssenkrupp Industrial Solutions Indonesia, juga Esso Indonesia Inc, anak perusahaan dari ExxonMobil dan Harbour Energy.
"Indonesia mempunyai potensi besar dalam ekosistem CCS global dan memiliki ambisi menjadi pusat CCS regional. Karena itu, pengembangan teknologi dan pembentukan ekosistem CCS sangat penting bagi Indonesia agar dapat meningkatkan daya tarik ekonominya," ujar Belladonna.
ECADIN juga lanjutnya turut serta secara aktif terlibat dalam mendukung penelitian, pengembangan teknologi, dan persiapan sumber daya manusia untuk mempercepat implementasi CCS di Indonesia, dengan tujuan mencapai emisi nol bersih.
"Semua pihak menegaskan komitmen dalam mencapai nol emisi dan mempresentasikan kemajuan CCS," kata dia.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia