Pemerintah Ungkap Sektor Industri Jadi Konsumen Terbesar dalam Pemanfaatan Gas Bumi RI
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Migas menyebutkan, potensi gas bumi Indonesia tergolong
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Migas menyebutkan, potensi gas bumi Indonesia tergolong cukup besar dan dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk berbagai sektor.
Berdasarkan catatan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik, konsumen gas terbesar dalam negeri saat ini adalah industri yaitu sebesar 30,83 persen, listrik sebesar 11,82 persen dan pupuk sebesar 11,72 persen.
Sedangkan sebesar 22,18 persen gas diekspor dalam bentuk LNG dan sebanyak 8,45 persen diekspor melalui pipa dengan total konsumsi gas pada akhir tahun 2023 mencapai 5.868 billion british thermal unit per day (BBTUD).
Baca juga: Harga Tinggi Energi Imbas Pemanfaatan EBT, Sumber Daya Gas Bumi Jadi Alternatif
Dengan demikian, optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan gas bumi perlu dilakukan, dan dinilai dapat menjadi sumber energi alternatif utama dalam proses transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Koordinator Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Rizal Fajar Muttaqin mengatakan, cadangan gas bumi di dalam negeri jumlahnya cukup besar. Serta harganya yang kompetitif apabila dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya.
Untuk itu, dalam melaksanakan pengelolaan gas bumi nasional agar tetap optimal, Pemerintah terus melakukan upaya untuk agar penyaluran gas bumi dalam negeri sejalan dengan kebutuhan.
Upaya tersebut seperti melakukan peningkatan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru, serta optimalisasi produksi gas bumi dan pengembangan infrastruktur secara kontinyu.
"Selain itu dilakukan juga penataan demand yang dekat dengan potensi suplai atau infrastruktur gas bumi mengikuti prinsip people follow energy," ungkap Rizal dalam pernyataannya, Senin (4/3/2024).
"Sehingga hal ini akan dapat meningkatkan efisiensi serta memberikan insentif untuk sektor-sektor tertentu yang berdampak signifikan terhadap nilai tambah dan multiplier effect perekonomian nasional," sambungnya.
Saat ini, lanjut Rizal, cadangan gas bumi Indonesia lebih banyak dari pada cadangan minyak, namun produksi gas Indonesia diperkirakan akan menurun dalam beberapa tahun mendatang disebabkan oleh penurunan alami sumur-sumur gas eksisting.
Baca juga: Optimasi Ekspansi Layanan di Pasuruan, PGN Suplai Gas Bumi ke Pabrik Mayora Indah
Untuk itu, Pemerintah terus melakukan pencarian terhadap lapangan-lapangan gas baru melalui proses eksplorasi, namun hal tersebut membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar.
Dalam sepuluh tahun ke depan, diproyeksikan konsumen gas terbesar datang dari sektor industri, dan diikuti oleh sektor ketenagalistrikan dan pupuk.
"Existing Supply yang berasal dari lapangan-lapangan yang saat ini berproduksi dapat memenuhi kebutuhan gas bumi yang telah terkontrak," papar Rizal.
"Apabila Project Supply dan Potential Supply onstream sesuai perencanaan, maka diperkirakan masih terdapat potensi gas untuk memenuhi kebutuhan domestik," pungkasnya.