Lebarkan Sayap Bisnis ke Afrika, Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Lapangan Panas Bumi di Kenya
Eksplorasi dua lapangan panas bumi di Kenya yang dikembangkan PGE bersama kedua mitranya itu diharapkan bisa dimulai pada tahun 2024 ini.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melebarkan sayap bisnisnya dengan melakukan pengembangan lapangan panas bumi di Kenya.
Pengembangan ini usai PGE mencapai kesepakatan dengan perusahaan pengembang panas bumi dari negara Afrika tersebut yakni, Geothermal Development Company Ltd. (GDC) dan Africa Geothermal International Ltd. (AGIL)
Eksplorasi dua lapangan panas bumi di Kenya yang dikembangkan PGE bersama kedua mitranya itu diharapkan bisa dimulai pada tahun 2024 ini.
Baca juga: Kesempatan Kedua Arsenal, Barcelona Bakal Lego Raphinha di Musim Panas
Kedua lapangan yang dimaksud adalah Suswa, area vulkanis yang terletak di wilayah Narok. Dan juga lapangan Longonot.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan, pihaknya dan GDC telah merencanakan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) yang akan mengatur peran GDC dalam eksplorasi pada 2 sumur pertama melalui skema government drilling dan kemungkinan eksplorasi lanjutan pada tiga sumur lain yang akan dilakukan oleh PGE.
“Kami menargetkan implementasi JDA ditargetkan di pertengahan 2024 dan target pengeboran oleh GDC di akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025,” kata Julfi Hadi dalam keterangannya, Sabtu (9/3/2024).
Sementara itu, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Rachmat Hidajat mengungkapkan, setelah pengeboran eksplorasi akan dilakukan studi kelayakan (feasibility study) guna mendapatkan kesepakatan pembelian tenaga listrik (power purchase agreement) dengan tarif yang layak.
“Akselerasi perlu memperhatikan dengan cermat seluruh tahapan dan beragam aspeknya agar perkembangan proyek semakin jelas dan terukur,” kata Rachmat.
Target utamanya menjadikan proyek Suswa sebagai lapangan panas bumi kelas dunia dengan kapasitas 500 Megawatt (MW).
Sementara itu, PGE dan AGIL juga telah menyepakati sejumlah aspek teknis, di antaranya penyiapan joint venture yang akan mengembangkan lapangan Longonot.
Baca juga: Pakar Sebut Tiga Hal Ini Jadi Hambatan Pengembangan Panas Bumi di Indonesia
Kolaborasi PGE dan mitranya pada pengembangan lapangan Suswa dan Longonot di Kenya ini menandai langkah PGE menjadi global player di sektor panas bumi dan menjadikan Kenya sebagai hub pengembangan panas bumi PGE di luar negeri sebagai bagian dari kontribusi menuju Net Zero Emission (NZE) secara global.
Kolaborasi ini didukung penuh Pemerintah Kenya melalui kehadiran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kenya dan akan didukung para pemangku kepentingan terkait, termasuk The Energy and Petroleum Regulatory Authority (EPRA), Kenya Power & Lightning Company (KPLC), dan Ketraco, dalam pertemuan PGE dan GDC.
“Untuk mengakselerasi implementasi kesepakatan ini, para pihak akan menandatangani definitive agreement setelah mendapat persetujuan internal korporasi masing-masing,” pungkas Julfi Hadi.