Dukung Gerakan Boikot, Bea Cukai Malaysia Sita Puluhan Kotak Kurma Impor Asal Israel
Departemen Bea Cukai Kerajaan Malaysia (JKDM) baru-baru ini menyita 73 kotak kurma impor dari merek-merek perusahaan kurma Israel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Di bulan suci Ramadhan sejumlah umat muslim di penjuru dunia kompak menggelar aksi boikot produk kurma asal Israel.
Gerakan boikot produk Israel ini juga menggema di Malaysia. Departemen Bea Cukai Kerajaan Malaysia (JKDM) baru-baru ini menyita 73 kotak kurma impor dari merek-merek perusahaan kurma Israel.
Pengumuman ini disampaikan Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Armizan Mohd Ali usai menggelar operasi razia di gudang pelabuhan di wilayah Petaling Jaya dan Klang Selangor.
Dalam razia ini setidaknya bea cukai Malaysia berhasil mengumpulkan 14,6 kg kurma yang nilainya mencapai 678 ringgit Malaysia (RM) atau sekitar lebih dari Rp2,2 juta.
Kurma-kurma impor tersebut kemudian disita lantaran bermerek “Organic Jumbo Medjool Dates” yang diyakini berasal dari Israel.
Berdasarkan hasil penyelidikan JKDM diketahui kurma-kurma itu dibeli dalam jumlah besar bersama-sama dengan barang organik lainnya dari sebuah negara di Eropa.
Sesampai di Malaysia, kurma tersebut dikemas ulang untuk mengelabui para pembeli, dikutip dari The Star.
Aksi boikot seperti ini tak hanya dilakukan di Malaysia, para aktivis muslim dari lembaga swadaya masyarakat yang fokus isu Palestina, Sahabat Al Aqsa (Friends of Al Aqsa/FoA) menyerukan muslim di negara-negara Eropa untuk melakukan boikot kurma hasil budidaya Israel selama Ramadhan.
Aksi boikot ini dilakukan bukan tanpa alasan, seruan boikot yang dipopulerkan generasi muda melalui jejaring media sosial seperti TikTok sengaja dilakukan untuk menjegal industri kurma Medjool yang telah menjadi produk ekspor andalan Israel.
Baca juga: Daftar Kurma Israel yang Diboikot Masyarakat Dunia Menjelang Ramadan Ini
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mencatat pada 2017 silam Israel sanggup memproduksi kurma seberat 136.956 ton, dengan nilai ekspor mencapai 181,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2.8 triliun.
Kemudian pada tahun 2021, data statistik menunjukkan bahwa kurma Israel memiliki nilai ekspor mencapai 317 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,99 triliun.
Baca juga: Daftar Kurma Israel yang Diboikot Masyarakat Dunia Menjelang Ramadan Ini
Namun kesuksesan industri kurma Israel ternyata tidak lain karena pengaruh Palestina.
Sebagian besar pengekspor kurma mengaku bahwa mereka beroperasi di pemukiman ilegal atau wilayah kependudukan yang dulunya merupakan area warga Palestina.
Alasan ini yang membuat masyarakat dunia geram hingga kompak melakukan aksi boikot kurma Israel, untuk menjegal ekonomi negeri zionis itu.
Terbukti usai boikot gencar disuarakan, masyarakat dunia mulai berbondong – bondong membatasi pembelian kurma Medjool.
Produsen Kurma Israel Merugi Miliaran Dolar
Akibat gerakan boikot, pangsa pasar kurma Medjool yang merupakan produk ekspor andalan Israel anjlok tajam di tahun ini.
Berbanding terbalik dengan hasil ekspor kurma sebelum perang dimulai.
Saat itu 50 persen kurma asal Israel diekspor ke Eropa, hingga Israel mengantongi keuntungan mencapai Rp 5 triliun per tahun.
Baca juga: Kurma Israel Dijual Pakai Nama Aljazair, Pembeli Minta Penjual Copot Logo Palsu
Seorang pengusaha di industri kurma Israel mengaku telah kehilangan 50 persen pembeli asal Turki, karena produk bertanda 'buatan Israel' menahan calon pembeli dalam melakukan pembelian.
“Siapa pun yang mendekati rak tersebut dan melihat tulisannya ‘Buatan Israel’ akan berpikir dua kali, mereka mencoba menghukum kami dengan mengurangi pembelian” kata seorang pengusaha kurma Israel dikutip dari Middle East Eye.