Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Stok Gula di Pasaran Mulai Mengkhawatirkan, Bos PTPN III: 'Ngeri-ngeri Sedap'

Abdul kemudian mengatakan, harga tender juga saat ini sudah meningkat. Ia pun mengingatkan ada kemungkinan harga akan terus naik.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Stok Gula di Pasaran Mulai Mengkhawatirkan, Bos PTPN III: 'Ngeri-ngeri Sedap'
Tribunnews.com
Ilustrasi gula di super market 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mulai khawatir akan stok gula di pasaran.

Abdul mulanya mengatakan bahwa stok gula di akhir tahun diprediksi sebanyak 740 ribu ton.

Lalu, konsumsi gula per tahun disebut sekitar 3 juta ton. Artinya, setiap bulan dibutuhkan sebanyak 250 ribu ton.

Baca juga: Bos Bapanas Buka-bukaan Alasan Harga Telur Ayam Makin Mahal

Ia kemudian mengatakan bahwa per 7 Maret 2024, persediaan gula PTPN Group sebesar 166 ribu ton.

"Khusus untuk PTPN saat ini stok 166 ribu ton, di mana 166 ribu ton itu sebagian besar sudah dimiliki pedagang, tetapi belum dikeluarkan dari gudang kami," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

"Artinya ketika kita bicara kebutuhan hari raya, paling tidak dari PTPN baik milik sendiri dan pedagang itu ada 166 ribu ton," ujar Abdul lagi.

BERITA TERKAIT

"Kemudian gula yang keluar dari pelabuhan sekitar 25 ribu ton. Artinya, ini sudah agak ngeri-ngeri sedap ketersediaan gula di pasaran," lanjutnya.

Abdul kemudian mengatakan, harga tender juga saat ini sudah meningkat. Ia pun mengingatkan ada kemungkinan harga akan terus naik.

"Saat ini kalau tadi disampaikan oleh Pak Direktur Utama RNI, harga di ritel sudah Rp 16.500. Memang ada kencenderungan kalau kami jual tender sudah meningkat. Sekarang sudah Rp 15 ribu. Artinya kalau ini tidak segera ditutup, maka akan terjadi kenaikan harga," ujarnya.

Tak lupa, Abdul memperingatkan bahwa sesuai rencana produksi musim giling tahun 2024, setelah bulan Agustus, produksi akan menurun.

Baca juga: Anggota Komisi IV DPR Cecar Menteri Pertanian Soal Kenaikan Harga Beras Saat Rapat Kerja

Hal itu disebut harus menjadi perhatian pemerintah agar stok beras di pasaran tidak berkurang dan harga tak melonjak.

"Artinya dari sisi PTPN sampai dengan bulan Mei perlu diwaspadai. Tentu ini kebijakan pemerintah untuk mengatasi jangan sampai gula di pasaran berkurang dan harga melonjak," ujar Abdul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas