Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ombudsman Sidak Stabilitas Harga ke Pasar Induk Beras Cipinang, Apa Hasilnya?

Yeka Hendra Fatika mengatakan, hasil sementara menunjukkan tidak ada masalah dengan suplai beras di Pasar Induk Beras Cipinang

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in Ombudsman Sidak Stabilitas Harga ke Pasar Induk Beras Cipinang, Apa Hasilnya?
Endrapta Pramudhiaz
Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika melakukan sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Jumat (15/3/2024). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ombudsman RI melakukan sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.

Dalam sidak ini, Ombudsman sedang mengumpulkan informasi dari efektivitas kinerja pemerintah dalam melakukan stabilisasi harga beras.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, hasil sementara menunjukkan tidak ada masalah dengan suplai beras di Pasar Induk Beras Cipinang.

Baca juga: Beras Mahal, Jokowi Kali Ini Bagi-bagi Bantuan Pangan di Padang Lawas

"Menurut keterangan dari beberapa pedagang, barang masuk. Masuknya memang ada dari lokal, ada dari impor hasil Bulog," katanya di lokasi sidak, Jumat (15/3/2024).

Ia mengatakan, dari Januari hingga sekarang, kontribusi beras impor masih banyak di PIBC. Yeka menakar, kira-kira peredaran beras impor sebanyak 50 persen.

Jadi, menurut Yeka, kalau masyarakat mengatakan Indonesia kekurangan beras, jelas tidak. Namun, pertanyaan yang harus diperdalam adalah mengapa pasokan lancar, tetapi harga beras tak kunjung turun di pasaran.

Berita Rekomendasi

"Ini menjadi persoalan. Padahal pelaku usaha di sini terlihat sekilas, berdasarkan harga, sudah jalankan instruksi pemerintah," ujar Yeka.

Lalu, permasalah lain adalah konsumen berbelanjanya bukan di PIBC, yang notabene harganya sesuai pemerintah, tetapi di pasaran yang harganya masih tinggi.

Baca juga: El Nino Jadi Kambing Hitam Masalah Beras

"Bisa saja di sini (harganya) sesuai pemerintah, di sana (di pasaran) enggak. Persoalannya ini harus dikaji mengapa. Apakah Pemerintah harus mengatur sampai harga di tingkat konsumen? Ini Ombudsman terus dalami," kata Yeka.

"Sebenarnya pasokan ke PIBC enggak ada masalah. Nah, kenapa di sana (di pasaran, red) masih tinggi? Berarti kan persoalan di lapangan yang harus dijawab pemerintah," lanjutnya.

"Artinya keliru besar kalau misalnya dalam kondisi gini, pedagang beras dianggap sebagai kambing hitam dalam meningkatkan harga. Kan di sini kelihatannya normal. Itu dugaan sementara," kata Yeka lagi.

Kemudian, temuan lainnya, Yeka mengatakan beras Bulog juga telah digelontorkan oleh perusahaan plat merah tersebut secara masif di PIBC.

Baca juga: Rapat Bersama DPR Soal Beras, Dua Menteri Jokowi Dihujani Pertanyaan Hingga Dituduh Berbohong

Setelah mewawancara pedagang, ia menyebut tidak ada dari mereka yang bermasalah dalam mendapatkan beras Bulog.

Artinya, kata Yeka, Bulog telah berkomitmen mememuhi kebutuhan pasar berapa pun banyaknya.

"Tapi yang harus dilihat adalah komposisi beras yang digelontorkan Bulog kepada pelaku pasar harus diperdalam lagi. Apakah sudah sesuai atau kelebihan," ujar Yeka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas