BRI Rangkul Pedagang Pasar Gede Gunakan Pembayaran Nontunai, Beli Dawet hingga Sayuran Tinggal Scan
Pemilik kios dawet telasih, Hj Sipon menjelaskan ia sudah menerima pembayaran non tunai via QRIS sejak 3 tahun belakangan.
Penulis: Imam Saputro
Editor: Nuryanti
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pemandangan unik tersaji di Pasar Gede Solo, Sabtu 16 Maret 2024.
Di bangunan pasar yang bernuasa vintage itu, tampak transaksi jual beli yang kekinian, pembeli membayar dengan scan QRIS di kios sayur dan bumbu.
Adalah Sari Handayani yang membayar sayuran belanjaan di Kios Ibu Dewi dengan cara yang kekinian, scan QRIS.
Ia memindai QRIS BRI yang ada di kios nomor 16, Kios Ibu Dewi.
“Setahu saya di Pasar Legi juga bisa, cuma jarang ke Pasar Legi karena yang deket rumah Pasar Gede, meski pasarnya tradisional, bayarnya sudah modern, walau cuma beli sawi, tauge, dan tomat,” kata Sari kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/3/2024) siang.
Sari lebih memilih menggunakan pembayaran non tunai karena praktis dan cepat.
“Saya jarang bawa uang cash banyak-banyak kalau ke pasar, lebih praktis scan QRIS pakai HP saja, jadi ya saya milih pedagang yang bisa QRIS,” kata wanita 39 tahun ini.
Pemilik kios sayuran dan bumbu, Dewi Kartika mengaku tak masalah para pembeli menggunakan pembayaran non tunai di lapaknya.
“Malah ndak usah nyusuki (memberi kembalian), langsung muncul juga notif di HP, jadi aman langsung masuk tabungan BRI saya,” kata dia.
Pembayaran non tunai juga dipilih Marzela Putri, wisatawan asal Jogja yang membeli dawet dan camilan khas Solo di Pasar Gede Solo.
Zela, panggilan akrabnya membeli lima bungkus Intip khas Solo dan lima bungkus dawet Hj Sipon untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
“Beli dawet telasih tiga bungkus, dawet durian dua bungkus, total 54 ribu, bayar pakai QRIS,” kata dia ketika ditemui di depan kios dawet Hj Sipon.
Ia mengaku melakukan pembayaran non tunai agar lebih tercatat pengeluarannya selama berlibur di Solo.