Rupiah dan Mata Uang Asia Layu Terimbas Bank Sentral Jepang Naikkan Suku Bunga
Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,17 persen ke level Rp15.718 per dolar AS di perdagangan pasar spot
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,17 persen ke level Rp15.718 per dolar AS di perdagangan pasar spot, Selasa (19/3/2024).
Sementara indeks dolar Amerika Serikat (AS) naik 0,26 persen ke level 103,852.
Pada pembukaan pagi tadi, mata uang garuda turun 39 poin atau 0,25 persen menjadi 15.730 per dolar AS.
Baca juga: Habis Miliaran Rupiah hingga Jual Mobil, Ini Daftar 45 Artis Gagal ke Senayan, Ada Ipar Raffi Ahmad
Pelemahan rupiah hari ini sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.
RTI Business mencatat pukul 15.23 WIB, Yen Jepang mengalami pelemahan terdalam di Asia hingga 0,83 persen, won Korea Selatan turun 0,44 persen, dolar Taiwan terdepresiasi 0,47 persen, Hongkong turun 0,02 persen dan yuan China melemah 0,09 persen.
Kurs dolar Singapura juga tertekan 0,2 persen, baht Thailand turun 0,33 persen.
Pengamat Pasar Uang sekaligus Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi pemelemahan mata uang Asia terdampak faktor Bank Sentral Jepang (BoJ) yang menaikkan suku bunga.
“BoJ menaikkan suku bunga sebesar 0,1 persen, membawa mereka ke wilayah netral setelah hampir satu dekade menerapkan suku bunga negatif,” ucapnya.
Menurutnya, BoJ juga mengisyaratkan diakhirinya pengendalian kurva imbal hasil dan kebijakan pembelian aset.
Namun bank sentral menyatakan bahwa ketidakpastian terhadap perekonomian Jepang akan membuat kondisi moneter tetap akomodatif untuk saat ini.
“Kenaikan suku bunga pada hari Selasa, meskipun bersejarah, juga hanya menandai sedikit pergerakan menjauh dari sikap ultra-dovishnya,” imbuh Ibrahim.