Berkat Jasa Marga, Produk Kerajinan Tembaga dari Lereng Merapi-Merbabu Tembus Pasar Asia-Eropa
Kisah Tatik Kusrini membangun usahanya di bidang kerajinan tembaga tak lepas dari peran CSV Jasa Marga. Bahkan Jasa Marga membuatnya terus bertahan.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
Sebut saja lampu gantung, lampu dinding, lampu nabawi, alat makan seperti gelas, teko, mangkok, gunungan, jam dinding, kaligrafi, tempat lilin, vas bunga, hingga bathtub.
Usaha wanita kelahiran Boyolali, 24 April 1975 ini juga menghasilkan omzet yang cukup besar, antara Rp 25 juta hingga Rp 100 juta per bulan, tergantung dari jumlah pesanan.
Tembus Pasar Asia-Eropa
Rupanya, selain mendapat pinjaman modal, Tatik juga terbantu karena Perseroan membantu mempromosikan produknya melalui event-event pameran. Istri dari Budi Martono itu kerap diajak Jasa Marga untuk mengikuti pameran mulai dari Solo, Jakarta, hingga Padang.
Tatik Handicraft pernah diboyong Jasa Marga mengisi pameran bertajuk Indonesia Pavilion–Rediscovering Indonesia dalam rangkaian pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank Group Annual Meetings 2018 (IMF-WBG AM 2018) di Denpasar, Bali. Tatik Handicraft yang merupakan UMKM binaan Jasa Marga cabang Semarang menjadi salah satu dari 150 UMKM dari 64 wilayah di Indonesia yang lolos dalam proses kurasi.
Yang terbaru, Tatik Handicraft juga digandeng Jasa Marga ikut berpartisipasi dalam ajang Solo Great Sale (SGS) 2023 pada 19-22 Oktober 2023 di Solo Paragon, Jawa Tengah. Dari pameran ke pameran inilah, produk Tatik Handicraft kian dikenal. Ia memiliki banyak pelanggan dan pesanan yang tak hanya datang dari Indonesia, tetapi juga mancanegara.
Tatik mengaku sudah mengekspor produk kerajinan tembaganya ke sejumlah negara di kawasan Asia, Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat. "Alhamdulillah, kerajinan tembaga produksi Tatik Handicraft bisa diterima di luar negeri. Seperti Brunei, Malaysia, Amerika, negara di Timur Tengah, Bangkok, Spanyol, Australia," katanya.
Produk yang diekspor pun beragam. "Kebanyakan seperti perendam kaki, bathtub, lampu gantung seperti yang di kafe-kafe, alat makan, chafing dish," tambah Tatik.
Sementara untuk pelanggan di Indonesia, Tatik Handicraft juga kebanjiran pesanan dari sejumlah pemerintah daerah, kementerian/lembaga, hotel, bandara, kafe, hingga perorangan. "Beberapa waktu yang lalu, kami juga mendapat pesanan custom logo dari Kejaksaan di Surabaya dan Basarnas," ujar Tatik.
Tatik juga mendapatkan pelatihan digital marketing dari Jasa Marga agar pemasaran produknya bisa merambah pada media sosial dan marketplace. Hasilnya, produk kerajinan dari Tatik Handicraft sudah mejeng di platform Program PaDi (Pasar Digital) untuk UMKM.
PaDi UMKM merupakan sebuah platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN untuk mengoptimalkan, mempercepat, dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM. Dengan PaDi UMKM, dapat memperluas dan mempermudah UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan.
"Beberapa produk kami juga dipajang di kantor pusat Jasa Marga sebagai bagian dari promosi yang diberikan perseroan," tambahnya.
Bangkit Saat Pandemi Covid-19
Naik turun menjalankan usaha rumahan tentu pernah dialami Tatik. Ia sempat terpuruk saat pandemi Covid-19 menghantam.
Ia terlanjur membuat stok barang, sedangkan barang tidak terjual sama sekali lantaran tak adanya pembeli. Di sisi lain, ada sejumlah karyawan yang menggantungkan nasib pada Tatik.
"Saat itu, saya sampai kehabisan modal karena pengeluaran terus-menerus, tapi tidak ada pemasukan," katanya.